JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pembelajaran tatap muka di sekolah tidak boleh dilakukan lebih dari dua kali dalam sepekan.
Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Sesuai arahan Presiden kegiatan pembelajaran tatap muka dilakukan maksimal 25 persen dari kapasitas peserta didik, dan tidak boleh lebih dari 2 hari dalam seminggu, serta maksimal 2 jam setiap harinya," jelas Wiku dalam keterangan pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (9/6/2021).
Kemudian, untuk opsi menghadirkan anak di sekolah sepenuhnya berada di tangan orangtua.
Baca juga: Orangtua Murid Berharap Sekolah Tatap Muka Terbatas Berlanjut
Menurut Wiku, pemerintah memastikan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas ini dilakukan dengan tetap mengupayakan kesehatan keselamatan dan keamanan dari peserta didik.
Selain itu, seluruh guru yang ikut dalam pembelajaran tatap muka juga harus sudah divaksin Covid-19 dan dipastikan tidak memiliki penyakit komorbid.
Wiku mengungkapkan, berdasarkan data kasus Covid-19 usia antara 6 tahun sampai dengan 18 tahun menyumbang 9,6 persen kasus positif dan 0,6 persen pada kematian nasional.
"Maka dari itu penting untuk diingat bahwa kesempatan pembukaan sektor pendidikan ini harus dijaga stabilitasnya secara hati-hati dan terbatas," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek), Nadiem Makarim mengatakan pembelajaran tatap muka tetap akan digelar pada Juli 2021.
Namun, Nadiem menekankan bahwa orang tua memiliki hak mutlak menentukan apakah anaknya sudah boleh ikut sekolah tatap muka atau belum.
Baca juga: KPAI Dukung Jokowi soal Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka Terbatas
“Itu hak prerogatif orang tua untuk memilih anaknya mau belajar tatap muka atau belajar jarak jauh,” tegas Nadiem dari laman Kemendikbud-Ristek.
Nadiem lantas mengungkapkan hasil dari berbagai survei yang dihimpun maupun yang dilakukan Kemendikbud-Ristek.
Ia menyebutkan, mayoritas peserta didik dan orang tua sudah ingin tatap muka.
“Hampir 80 persen sudah ingin tatap muka. Karena juga sudah lebih percaya diri dengan protokol kesehatan,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.