Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor dari Jepang Rekomendasikan Megawati Diberi Gelar Guru Besar Kepemimpinan Strategis

Kompas.com - 09/06/2021, 13:58 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Profesor Tamu Universitas Indonesia (UI) dari Universitas Kyoto, Jepang Mizuno Kosuke merekomendasikan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri untuk mendapatkan gelar guru besar dalam kepemimpinan strategis.

Hal tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dari Profesor Mizuno menyusul rencana Universitas Pertahanan (Unhan) yang akan memberikan gelar profesor kehormatan dengan status guru besar tidak tetap kepada Ketua Umum PDI-P itu.

"Karena ia (Megawati) telah diakui sebagai pemimpin politik nasional yang sukses untuk demokratisasi di Indonesia, dan pembangunan kelembagaan di tingkat pemerintahan," ujar Mizuno dalam keterangannya, Rabu (9/6/2021), dikutip dari Tribunnews.com.

Baca juga: Perjalanan Megawati, Tak Bisa Kuliah Saat Orde Baru hingga Dianugerahi Gelar Profesor Kehormatan

Mizuno Kosuke yang merupakan emeritus of development studies di Universitas Kyoto tersebut mengatakan, Megawati adalah perempuan yang tercatat sebagai Presiden sekaligus Wakil Presiden perempuan pertama di Indonesia.

Megawati juga dinilainya berhasil memimpin partai politik sejak tahun 1993 hingga saat ini.

Mizuno mengatakan, dari perspektif ilmu politiknya, ia percaya pemerintahan dan kepemimpinan Megawati sebagai kepala negara dan pemerintahan merupakan implementasi nyata kepemimpinan politik.

"Peran pentingnya menonjol sebagai pemimpin regional dalam membawa negara dan pemerintahan Indonesia ke tingkat pencapaian kepemimpinan. Tidak hanya di tingkat regional tetapi juga di tingkat global," kata dia.

Megawati pun dinilianya istimewa karena berhasil melalui segala rintangan politik meski ditentang rezim saat itu, yakni Presiden Soeharto.

Megawati yang pernah diserang polisi dan tentara pada peristiwa 27 Juli 1996 itu tetap berhasil menjadi ketua dan melindungi partainya dengan baik.

Baca juga: Puan Sebut Megawati Punya Visi yang Tak Terbayangkan

Mizuno pun menilai usaha Megawati tersebut sangat berani dan berarti dalam proses demokratisasi di Tanah Air.

"Usahanya mendapat simpati dan dukungan tidak hanya dari anggota PDI-P, tetapi juga dari masyarakat Indonesia," kata dia.

Oleh karena itu, Mizuno menilai bahwa Megawati menjadi simbol perlawanan terhadap rezim otoriter Presiden Soeharto. 

Ia juga mengakui prestasi Megawati ketika menjabat di eksekutif dengan membangun berbagai kelembagaan demokratisasi, mulai dari Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), Badan Narkotika Nasional (BNN), Lembaga Penjamin Simpanan, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Megawati mewarisi dan mampu mempertahankan idealisme Soekarno, terutama rasa hormat dan simpati kepada rakyat jelata," ujar dia.

Simpatinya kepada rakyat diwujudkan dalam berbagai kebijakan, salah satunya pembentukan Undang-Undang (UU) tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional tahun 2004 dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Sebelumnya diberitakan, Universitas Pertahanan (Unhan) akan menganugerahi gelar profesor kehormatan dengan status guru besar tidak tetap kepada Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri melalui sidang senat terbuka, Jumat (11/6/2021).

Baca juga: Alasan Unhan Beri Gelar Profesor Kehormatan untuk Megawati

Rektor Unhan Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian mengatakan, pihaknya memberikan gelar tersebut karena Megawati dinilai berhasil mengatasi krisis multidimensi di era pemerintahannya.

"Unhan RI mencatat keberhasilan Megawati saat di pemerintahan dalam menuntaskan konflik sosial seperti penyelesaian konflik Ambon, penyelesaian konflik Poso, pemulihan pariwisata pasca bom Bali, dan penanganan permasalahan TKI di Malaysia," ujar Octavian dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com