JAKARTA, KOMPAS.com – Tepat pada tanggal 8 Juni 2021 hari ini merupakan peringatan 100 tahun kelahiran Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Puteri pertama Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto, mengenang sosok ayahnya sebagai orang yang pantang menyerah dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil.
“Bapak pantang menyerah dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil meskipun banyak kendala yang dihadapinya,” kata Tutut dalam acara “Doa 1 Abad Presiden Soeharto, yang disiarkan di YouTube Cendana TV, Selasa (8/6/2021).
Bagi Tutut, Soeharto merupakan sosok orang tua yang bijak serta sangat dikagumi dan dihormati keluarganya.
Baca juga: Prabowo Subianto hingga Anies Baswedan Hadiri Peringatan 100 Tahun Soeharto
Soeharto, kenang Tutut, memiliki sikap yang gigih, jujur, tegas, tanpa pamrih, dan disiplin.
“Beliau selalu melangkah dengan semangat kerja tak kenal lelah, tanpa pamrih, jujur, tekun, tegas bijaksana, dan pada setiap langkahnya selalu dilandasi kedisiplinan yang tinggi sesuai jiwa kemiliteran yang mengalir sejak usia muda,” imbuh dia.
Menurut Tutut, Soeharto semasa hidupnya juga terlibat dalam berbagai fase penting dalam sejarah Indonesia.
Mulai dari masa perjuangan menuju kemerdekaan, masa awal kemerdekaan, hingga masa pembangunan
Bahkan, ia mengatakan, Soeharto juga turut serta dalam perebutan perang senjata melawan penjajah di masa lalu.
“Sesaat setelah proklamasi kemerdekaan, ayahanda kami yang kala itu masih remaja turut serta mengangkat senjata mengusir penjajah, termasuk melakukan perebutan-perebutan senjata penjajah untuk modal perjuangan bangsa,” ucap dia.
Baca juga: Keheningan di Cendana Jelang Lengsernya Soeharto...
Selanjutnya, Tutut mengenang jasa perjuangan Soeharto saat menjabat sebagai Presiden ke-2 RI.
Ia menyampaikan, saat Indonesia berada di bawa kepemimpinan Soeharto, Indonesia berhasil membangun perekonomian bangsa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“Pada awal pembangunan pada tahun 66, bangsa Indonesia masih terjebak kemiskinan di man 60 persen rakyat kita masih miskin,” ungkap dia.
“Pada Era Pembangunan atau yang kita kenal dengan era Orde Baru bangsa kita berhasil membangun ekonominya tumbuh secara konstan rata-rata di atas 7 persen per tahun,” lanjutnya.
Baca juga: Mengenang 100 Tahun Soeharto...
Diketahui, Presiden ke-2 RI yang memiliki nama lengkap H Muhammad Soeharto lahir pada tahun 1921 di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia meninggal dunia pada 27 Januari 2008 usai menjalani perawatan selama 23 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.
Saat itu, diketahui Soeharto mengalami kegagalan multiorgan.
Presiden yang selama 32 tahun menjabat ini dimakamkan di Astana Giribangun yang terletak di lereng barat Gunung Lawu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.