Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Klaster Covid-19 di Lapas, ICJR Sayangkan Napi Belum Jadi Prioritas Vaksinasi

Kompas.com - 04/06/2021, 16:18 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

AKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif ICJR Erasmus Napitupulu menyayangkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) belum mendapatkan prioritas vaksinasi Covid-19 dari pemerintah.

Hal itu disampaikan Erasmus menyusul informasi adanya 230 orang termasuk WBP yang terpapar Covid-19 di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Kendal, Jawa Tengah, Kamis (3/6/2021) kemarin.

"Hal ini bukan pertama kali terjadi, klaster Covid-19 (Di Lapas) sudah terjadi sejak pertengahan 2020. Kondisi ini kian buruk karena kondisi lapas overcrowding, dan WBP tidak pernah masuk dalam skema prioritas vaksin secara khusus," jelas Erasmus dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (4/6/2021).

Baca juga: Klaster Lapas Sukamiskin, 51 Warga Binaan dan 3 Pegawai Positif Covid-19

Padahal, lanjut data Kemenkumham Februari lalu menyebut ada 4.343 WBP termasuk anak-anak, dan 1.872 petugas yang telah terinfeksi Covid-19.

Ia kemudian mempertanyakan data yang kini tak lagi dirilis Kemenkumham. Menurut Erasmus, masyarakat bahkan tak bisa mengakses data terkait WBP. 

"Sebagai catatan data ini tidak bisa dipantau secara berkala oleh masyarakat, intevensi penanganan Covid-19 di Lapas minim dari pengawasan publik, karena sumber informasi hanya berasal dari pihak Lapas dan Kemenkumham tanpa komitmen penyampaian pada publik secara berkala," ungkap Erasmus.

Apalagi menurut Erasmus, saat ini Lapas mengalami peningkatan jumlah kepadatan sebesar 10 persen. Angka itu bertambah setelah pada bulan Februari bebannya adalah 186 persen.

Maka ia meminta agar WBP dapat segera menjadi kelompok masyarakat yang diprioritaskan dalam program vaksin.

Baca juga: Jumlah Napi Lapas Kendal Positif Covid-19 Bertambah Jadi 230 Orang

"Karena WBP rentan dan tidak dapat menjalani physical distancing seperti masyarakat pada umumnya. Memang benar beberapa WBP telah menerima vaksin namun itu terbatas pada mereka yang lansia dengan skema yang menempel pada Dinas Kesehatan di daerah," imbuhnya.

"Klaster-klaster baru Covid-19 di Lapas harus dicegah. Petugas publik Kemenkumham saja bisa disediakan akses vaksin, seharusnya WBP juga bisa masuk skema sebagai prioritas kementerian," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com