Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Warsono, MS
Guru Besar Unesa

Guru Besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya

Pancasila, antara Ide dan Praktik dalam Bernegara

Kompas.com - 03/06/2021, 14:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setiap pembangunan seharusnya ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan tidak boleh hanya untuk memenuhi kebutuhan sekelompok orang atau daerah, tetapi harus dilakukan secara adil dan merata di semua wilayah Indonesia.

Namun seringkali, pembangunan belum bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia.

Implementasi Pancasila yang paling utama adalah integritas dan moralitas para elite politik dan penyelenggara negara.

Selama mereka dan tidak memiliki jiwa Pancasila, maka peraturan dan kebijakan pembangunan yang dihasilkan tidak mengarah kepada terwujudnya kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, moralitas para elite menjadi indikator utama dari praktik Pancasila.

Dalam masyarakat yang paternalistik, para elite menjadi role model rakyat dalam pengamalan Pancasila.

Sikap dan perilaku mereka akan menjadi rujukan dan standar perilaku masyarakat menjadi panutan rakyat.

Pendidikan moral Pancasila yang dilakukan di sekolah seringkali terbentur dengan sikap dan perilaku elite yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Upaya untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila akan dilemahkan oleh banyaknya sikap dan perilaku para elite yang tidak sesuai dengan Pancasila.

Pancasila sebagai suatu ide, pemikiran dan filsafat bersumber dari kodrat dan merupakan kebutuhan kodrat manusia, namun implementasinya juga berbenturan dengan kodrat manusia sendiri.

Kodrat manusia sebagai makhluk monopluralis memiliki unsur-unsur yang saling bernegasi. Kedudukan kodratnya sebagai makhluk Tuhan bernegasi dengan kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang memiliki kebebasan.

Adapun sifat kodratnya sebagai makhluk sosial bernegasi dengan sifatnya sebagai individu yang memiliki ke-aku-an, (pemilikan, behaving), yang menjadi sumber keserakanan dan kesewenang-wenangan.

Unsur-unsur yang saling bernegasi tersebut hanya bisa diselesaikan oleh jiwa yaitu akal, rasa, dan karsa.

Akal yang akan membimbing ke arah kebenaran berdasarkan logika yang sehat. Karsa akan membimbing sikap dan perilaku ke arah kebaikan. Dan, rasa akan membimbing kearah kepatutan dan keadilan sosial.

Oleh karena itu, sejak awal para pendiri negara menempatkan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan negara.

Kecerdasan yang dimaksudkan di sini bukan dalam mengatasi masalah, melainkan kecerdasan dalam mengendalikan unsur-unsur negatif dalam diri kita sendiri.

Dengan kemampuan mengendalikan keserakahan dan kesewenang-wenangan, khususnya dari para elite politik akan terwujud tujuan bernegara, yaitu masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com