Berkat bantuan Soviet, kala itu Indonesia menjadi negara dengan kekuatan militer yang ditakuti. Sebabnya selain mendapat alutsista dalam jumlah besar, alutsista tersebut merupakan yang termutakhir di zamannya.
Beberapa alutsista yang didapat Indonesia dari bantuan Soviet tersebut di antaranya 12 kapal selam, sejumlah pesawat jet tempur, serta kapal perang lainnya.
Bantuan Soviet kepada Indonesia tak sebatas di sektor militer. Soekarno bahkan meminta agar Uni Soviet membantu pembangunan stadion di Jakarta untuk menunjang perhelatan Asian Games ke-IV pada 1962.
Baca juga: [Cerita Dunia] Mikhail Gorbachev Mundur, Uni Soviet Runtuh
Ketika itu, Indonesia diwajibkan membangun sebuah multi-sports kompleks, yang kala itu belum terbayangkan seperti apa wujudnya.
Soviet pun menyanggupi permohonan Bumg Karno. Pembangunan GBK didanai melalui pinjaman lunak Uni Soviet senilai 12,5 juta dollar AS. Uni Soviet juga mengirimkan insinyur dan teknisinya untuk merancang Stadion Utama GBK.
Khrushchev pun turut hadir dalam pencanangan tiang pancang pertama pada 8 Februari 1960.
Tujuh tahun kemudian setelah lawatan Khrsuhchev ke Indonesia, Bung Karno dilengserkan.
Tahun 1967 pun menjadi awal renggangnya hubungan Indonesia dan Soviet lantaran saat itu Presiden Soeharto yang menggantikan Bung Karno sangat anti dengan komunisme.
Hubungan diplomatik kedua negara kembali terjalin setelah Soviet runtuh dan berganti menjadi Republik Federasi Rusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.