Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 75 Pegawai KPK Tak Lolos TWK, MAKI: Pemberantasan Korupsi Kering, Dingin

Kompas.com - 02/06/2021, 11:26 WIB
Tatang Guritno,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menilai bahwa dinamika pemberantasan korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengalami perubahan.

Menurut Boyamin, proses pengusutan kasus korupsi di tubuh lembaga antirasuah itu akan berjalan lebih dingin dan cenderung menuruti keinginan pimpinan.

Sebab, lanjut Boyamin, 75 pegawai yang dinyatakan tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan tidak diangkat menjadi ASN adalah orang-orang yang bekerja keras, kritis, dan berani berdebat dengan pimpinan KPK, sekalipun jika ada hal-hal yang dirasa tak sesuai.

"Nah orang-orang yang 75 yang kritis itu tidak ada, maka yang tersisa ya kurang kritis. Nantinya pada proses-proses gelar perkara sedikit adem dan sedikit menurut kemauan pimpinan," tutur Boyamin kepada Kompas.com, Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Profil Giri Suprapdiono, Pengajar Wawasan Kebangsaan yang Tak Lolos TWK

Boyamin memprediksi bahwa di bawah masa kepemimpinan Ketua KPK Firli Bahuri hingga tiga tahun ke depan, upaya pemberantasan korupsi tidak akan memiliki banyak dinamika.

"Penanganan korupsi tiga tahun ini akan kering, dingin, tidak banyak dinamika. Nah itulah yang dibutuhkan 75 orang pentolan-pentolan ini yang sebenarnya membuat dinamika di KPK," kata Boyamin.

"Dengan tidak ada lagi, ya tidak bisa berharap lagi di KPK ada dinamika yang menuju prestasi yang besar," ujar dia.

Boyamin juga menuturkan bahwa dengan absennya 75 pegawai KPK saat ini, maka dominasi para pimpinan akan semakin terasa, terutama Ketua KPK Firli Bahuri.

"Semakin tampak pola dominasi pimpinan, khususnya Pak Firli. Ia sosok yang mendominasi, sulit didebat maupun ditolak kemauannya," ujar Boyamin.

Baca juga: Tanggapi Polemik TWK di KPK, Firli: Tak Ada Upaya Singkirkan Siapa Pun

Diketahui pimpinan KPK melantik 1.271 pegawainya menjadi ASN, Selasa (1/6/2021) di Kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.

Pelantikan itu dilakukan pada para pegawai yang telah dinyatakan lolos TWK sebagai syarat menjadi ASN.

Dalam konferensi pers pasca melakukan pelantikan, Firli Bahuri mengklaim bahwa tidak ada maksud pengadaan TWK untuk menyingkirkan orang-orang tertentu.

Ia menegaskan proses TWK semua pegawai dilakukan dalam kapasitas dan porsi yang sama.

"Jadi tidak ada upaya untuk menyingkirkan siapa pun. Kami, pimpinan tidak ada satu pun niat untuk menyingkirkan seseorang. Tapi hasil TWK adalah hasil sendiri, 1.274 orang lho yang lolos," ujar Firli.

"Kalau boleh saya katakan, semua dilakukan sesuai kriteria, sesuai syarat, mekanisme, dan prosedur. Hasil akhir memang ada yang memenuhi dan tidak," tuturnya.

Baca juga: Polemik TWK Dinilai Jadi Upaya Takuti Pegawai KPK Lainnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com