Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas: Varian Baru Corona Pengaruhi Efektivitas Vaksin, tetapi Tak Sampai Turun hingga di Bawah 50 Persen

Kompas.com - 02/06/2021, 07:58 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, dampak perubahan efikasi vaksin Covid-19 akibat varian baru virus corona tidak membuat efektivitas vaksin menurun sampai di bawah 50 persen.

Efikasi sebesar 50 persen merupakan ambang batas minimal efektivitas yang ditoleransi oleh WHO untuk sebuah produk vaksin yang dinilai layak digunakan.

"Bahwa perubahan efikasi vaksin sebagai pengaruh varian baru itu tidak membuat besar efikasi turun di bawah 50 persen," ujar Wiku dalam keterangan pers virtual pada Selasa (1/6/2021).

"Bahkan beberapa di antaranya masih memiliki efikasi di atas 90 persen," kata dia.

Baca juga: Jabodetabek Masuk Prioritas Vaksinasi Covid-19, tetapi Suplai Vaksin di Bogor Rendah

Menurut Wiku, fakta tersebut patut menjadi pengetahuan bagi banyak pihak.

Hal itu pun diharapkan dapat jadi dasar untuk bersikap siaga dan antisipatif terhadap penularan Covid-19.

"Khususnya untuk kasus-kasus importasi (penularan Covid-19 dari luar negeri) dengan sumber daya yang ada. Bukan malah jadikan kita pesimis atau panik," kata dia.

Lebih lanjut, Wiku menyampaikan dampak sejumlah varian baru virus corona terhadap efikasi dari beberapa vaksin Covid-19 yang kini dipakai masyarakat dunia.

Hal ini berdasarkan kepada studi yang dilakukan beberapa peneliti dari badan kesehatan dunia (WHO).

Pertama, varian B.1.1.7 dari Inggris mempengaruhi efikasi vaksin Astrazeneca.

Kedua, varian B.1.351 mempengaruhi efikasi vaksin Moderna, Pfizer, Astrazeneca, dan Novavax.

Ketiga, varian P1 dari Brazil dan Jepang mempengaruhi efikasi vaksin Moderna dan Pfizer.

Baca juga: Penjelasan Satgas Covid-19 soal Pengaruh Varian Baru Virus Corona terhadap Efikasi Vaksin

Keempat, varian B.1.617 mempengaruhi efikasi vaksin Moderna dan Pfizer.

Meski demikian, Wiku menegaskan bahwa pengaruh varian terhadap efikasi masih bersifat sementara dan masih bisa berubah.

"Tergantung hasil studi lanjutan yang dilakukan. Prinsipnya, perubahan efikasi beberapa jenis vaksin terjadi karena seluruh vaksin yang dikembangkan dan digunakan saat ini masih menggunakan virus yang belum bermutasi atau original varian dari Wuhan di mana virus corona pertama kali ditemukan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com