JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan Presiden 2024 masih tiga tahun lagi, tetapi sejumlah partai politik agaknya telah memberi kode untuk berkoalisi dengan partai politik lainnya.
PDI Perjuangan dan Partai Gerindra misalnya, sama-sama membuka peluang untuk berkoalisi mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada pilpres mendatang.
Wacana koalisi dua partai yang pernah bersama pada Pemilihan Presiden 2009 itu pertama kali disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.
"Hubungan kita yang baik dengan PDI-P, saudara-saudara semua tahu. Sejak beliau belum ditetapkan Menhan sampai sekarang, baik, tidak ada masalah,” kata Muzani, Kamis (27/5/2021), dikutip dari kompas.tv.
“Itu jadi kemungkinan adanya peluang untuk dimungkinkannya Pak Prabowo maju bersama PDI Perjuangan,” kata dia.
Baca juga: Soal Koalisi dengan Gerindra untuk Usung Prabowo, Hasto: Kami Membuka Diri
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto pun memberi lampu hijau atas kemungkinan koalisi PDI-P dan Gerindra.
"Kami membuka diri, pernyataan dari Mas Muzani mungkin karena melihat bagaimana kedekatan hubungan antara Pak Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata Hasto dalam sebuah diskusi yang digelar PARA Syndicate, Jumat (28/5/2021).
Kendati demikian, Hasto menyebut, potensi koalisi antara PDI-P dan Gerindra tidak berkaitan dengan perjanjian "batu tulis" yang dibuat ketika kedua partai mengusung Megawati-Prabowo sebagai pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2009.
Menurut Hasto, kesepakatan dalam perjanjian itu sudah tidak berlaku karena pasangan Mega-Prabowo kalah dalam pilpres tersebut.
"Pemilu sudah selesai 2009, sehingga syarat-syarat untuk menjalankan pemerintahan bersama ketika menang pemilu dan terbukti saat itu kita kalah," ucap Hasto.
Sementara itu, Muzani menyatakan, Gerindra belum membahas lebih lanjut soal kemungkinan bekerja sama dengan PDI-P pada Pilpres 2024 mendatang,
Baca juga: Wacana Koalisi PDI-P Gerindra Dinilai untuk Melihat Respons Publik
Menurut dia, Prabowo pun belum memutuskan apakah akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk ketiga kalinya meski ada keinginan dari kader-kader Gerindra agar Prabowo kembali maju.
"Pak Prabowo meminta kader sabar, jangan grasa-grusu. Pak Prabowo minta diberi kesempatan, 'saya (Prabowo) menyelesaikan tugas yang diberikan Presiden sebagai Menhan. Kemudian pada waktunya, saya akan menjawab kader'," kata Muzani menirukan ucapan Prabowo.
PDI-P mesti rela
Menanggapi wacana koalisi PDI-P dan Gerindra untuk mengusung Prabowo, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai, hal itu bukan mustahil selama PDI-P rela menempatkan kadernya di posisi calon wakil presiden.