Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi LPEM FEB UI: Tabungan Rumah Tangga Keluarga Meningkat jika Istri Terlibat Ambil Keputusan

Kompas.com - 28/05/2021, 11:07 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menunjukkan, tabungan rumah tangga setiap keluarga akan meningkat jika istri terlibat dalam mengambil keputusan.

Peneliti LPEM FEB UI Sulistiadi Dono Iskandar mengatakan, studinya yang berjudul "Dengarkan Istrimu ketika Melakukan Keputusan terkait Menabung: Daya Negosiasi Perempuan dan Keluaran Tabungan Rumah Tangga di Indonesia" itu juga menunjukkan, keterlibatan istri dalam keputusan menabung sangat berpengaruh terhadap rumah tangga.

"Hasil studi menunjukkan bahwa tabungan rumah tangga secara keseluruhan akan meningkat sebesar 24 persen jika istri terlibat dalam proses pengambilan keputusan," kata Sulistiadi dikutip dari siaran pers UI, Jumat (28/5/2021).

"Berdasarkan tingkat pendapatan, pengaruh keterlibatan istri dalam keputusan menabung cenderung lebih tinggi untuk rumah tangga berpenghasilan lebih rendah dan semakin berkurang untuk rumah tangga berpenghasilan lebih tinggi," ujar dia.

Baca juga: Menteri PPPA Harap Peran AWEN Bawa Perempuan Terdepan dalam Ekonomi

Ia mengatakan, perilaku menabung pada perempuan cenderung memudar ketika mereka lebih sejahtera.

Namun, salah satu manfaat pemberdayaan perempuan yang didukung beberapa studi lain menyatakan, perempuan yang lebih berdaya dalam masyarakat akan menghasilkan keputusan keuangan rumah tangga yang lebih baik.

Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, perilaku menabung masyarakat sangat penting demi menghindari disrupsi keuangan.

Sulistiadi mengatakan, studi yang dilakukannya bersama Faradina Alifia Maizar bertujuan untuk mengetahui apakah bargaining power perempuan yang lebih tinggi dalam keluarga di Indonesia akan memengaruhi tabungan rumah tangga.

"Hal ini didasarkan pada beberapa studi sebelumnya bahwa perempuan di negara-negara berkembang lebih bijak dalam hal keputusan keuangan," kata dia.

Baca juga: Menteri PPPA: Indonesia Prioritaskan Pengarusutamaan Gender

Studi dilakukan dengan memanfaatkan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) (2000, 2007, 2014) dan menggunakan fixed effect model.

Sampel data IFLS tersebut merepresentasikan 83 persen populasi penduduk Indonesia dan memuat lebih dari 30.000 individu yang tinggal di 13 provinsi di Indonesia.

"Di balik manfaat mendorong pemberdayaan perempuan, pemerintah Indonesia tampaknya masih belum cukup memberikan perhatian terhadap isu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan," kata dia.

Menurut Sulistiadi, hal tersebut ditunjukkan dengan menurunnya realisasi anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) serta untuk program kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan hingga tahun 2020.

Baca juga: Dorong Perempuan Pelaku Usaha Untung dari Digitalisasi, Ini Upaya Kementerian PPPA

Dengan demikian ia berharap hasil studinya tersebut bisa menjadi dasar pemerintah untuk mempromosikan lebih banyak program yang dapat meningkatkan bargaining power perempuan.

"Misalnya seperti program yang memungkinkan perempuan memiliki akses ke pasar tenaga kerja atau mengenyam pendidikan tinggi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com