"Ini memperlihatkan bagaimana agresifnya penularan dari variant of concern ini kepada orang lain," tambah dia.
Ia melanjutkan, 31 tenaga kesehatan positif terpapar meski sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) yang ketat.
Dante meneruskan, dari 31 tenaga kesehatan itu kemudian dilakukan tracing kepada keluarga untuk mengetahui apakah ada penularan yang lebih luas.
"Kemudian dari tracing itu ditemukan 12 nakes dan non-nakes yang positif," ujarnya.
Lalu, dari 12 orang itu masih dilakukan tracing kepada tenaga kesehatan lainnya. Dari penelusuran kontak, ditemukan enam tenaga kesehatan yang juga positif terpapar mutasi virus B.1617.2 yang berasal dari India.
"Jadi totalnya ada 49 kasus yang tertular dari 14 kasus," kata Dante.
Ia mengatakan, atas total kasus tersebut, laju penularan mutasi virus sekitar 3,35 kali lebih cepat dari virus corona yang telah ada sebelumnya.
Tingkat hunian Wisma Atlet
Kembali ke Jakarta, masyarakat kembali harus waspada agar menjaga diri tidak terpapar virus mematikan itu.
Pasalnya, usai libur Lebaran, tingkat hunian di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet mengalami peningkatan 11,97 persen.
Hal itu dihitung sejak 17 hingga 27 Mei 2021 atau setelah libur panjang Idul Fitri 2021.
Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayor Jenderal Tugas Ratmono mengatakan, padahal, tingkat hunian terendah di Wisma Atlet sempat mencapai 15,02 persen pada 17 Mei.
"Nilai terendah hunian kami adalah pada tanggal 17 Mei 2021 yaitu 15,02 persen. Saat ini adalah huniannya 26,99 persen. Jadi kira-kira lebih dari 10 hari ini, sudah meningkat 11,97 persen," kata Tugas dalam RDP bersama Komisi IX DPR, Kamis.
Baca juga: Wamenkes: Sudah Ada 19 Kasus Transmisi Lokal Mutasi Virus Corona di Indonesia
Menurut Tugas, adanya kenaikan tingkat hunian itu perlu diwaspadai semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Namun, ia yakin bahwa ketersediaan tempat tidur di Wisma Atlet masih cukup untuk menampung lonjakan kasus pasca libur Lebaran.
"Kita masih ketersediaan tempat tidur cukup dan mudah-mudahan tidak seperti lonjakan saat-saat September tahun lalu maupun Januari 2021," ujarnya.
Perlu diketahui, hingga kini Wisma Atlet merawat 1.618 orang pasien dengan angka kesembuhan 96,72 persen.
Namun, grafik perbandingan pasien masuk dan keluar di Wisma Atlet menyatakan bahwa lebih banyak pasien yang masuk dibandingkan yang keluar.
"Sejak 17 atau 18 Mei, yang masuk lebih banyak dari yang keluar. Yang masuk, rata-rata di atas 100 pasien sehari. Tadi malam, kami dapat laporan sebanyak 171 pasien yang masuk dan yang keluar 64 pasien," ucap Tugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.