JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 25 Mei 2021 menyampaikan lima hal penting tentang varian baru virus corona B.1.617.
Menurut laporan tersebut, varian baru ini terdiri dari tiga jenis, yakni B.1.617.1, B.1.617.2, dan B.1.617.3.
Hingga saat ini ketiganya masih terus banyak dibahas, termasuk dampaknya pada pasien dari India yang meninggal dunia.
"Pertama, sudah ada beberapa data ilmiah yang menunjukkan bahwa memang varian ini lebih mudah menular. Data terbaru dari Inggris pada 29 Maret sampai 28 April 2021 menunjukkan bahwa secondary attack rates varian B.1.617.2 lebih tinggi daripada B.1.1.7," ujar Tjandra dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (26/5/2021).
Baca juga: Total 54 Kasus Covid-19 di Indonesia akibat Mutasi Corona B.1.1.7, B.1.351 dan B.1.617
Kedua, dampak varian B.1.617 untuk membuat penyakit menjadi lebih berat dan parah, dan atau menyebabkan kematian, masih dalam status under investigation.
Artinya, masih diperlukan data ilmiah yang lebih sahih untuk membuat kesimpulan akhir.
Ketiga, tentang kemungkinan terjadinya infeksi ulang varian B.1.617 kepada individu yang sesudah sembuh, statusnya juga masih under investigation.
"Akan tetapi, WHO sudah menyatakan bahwa ada kemungkinan bahwa B.1.617.1 mengakibatkan penurunan aktifitas netralisasi," ungkap Tjandra.
Baca juga: Ada Temuan Covid-19 Varian India, Pemkab Cilacap Belum Mau Terapkan WFH
Keempat, sejauh ini belum ada laporan ilmiah yang sahih tentang dampak varian B.1.617 terhadap diagnosis Covid-19 dengan PCR dan atau rapid antigen.
Kelima, dampak varian virus corona B.1.617 terhadap efikasi vaksin Covid-19 telah banyak dibahas oleh para ahli.
Salah satunya laporan awal dari Inggris menunjukkan ada sedikit penurunaan efektivitas vaksin Pfizer BioNTech dan AstraZeneca terhadap varian B.1.617.2 dibandingkan dengan varian B.1.1.7.
"Data efikasi vaksin Pfizer BioNTech adalah 93,4 persen terhadap B.1.1.7 dan 87,9 persen terhadap B.1.617.2. Angkanya untuk vaksin AstraZeneca adalah 66,1 persen terhadap B.1.1.7 dan juga sedikit lebih rendah (59,8 persen) terhadap B.1.617.2," jelas Tjandra.
Baca juga: Pfizer dan AstraZeneca Disebut Ampuh Lawan Covid-19 Varian India, IDI: Banyak Sekali Klaim
Selain itu, ada penelitian berskala kecil yang menunjukkan penurunan dua kali dari kapasitas netralisasi terhadap varian B.1.617.1 sesudah dua dosis vaksin SII – Covishield, dibandingkan dengan terhadap lineage B.1 secara umum.
Ada juga penelitian skala kecil lain yang menunjukkan penurunan netralisasi terhadap B.1.617.1 pada vaksin Moderna- mRNA-1273 (hanya 15 sample) dan Pfizer BioNTech (hanya 10 sample)
Kemudian ada pula data penurunan netralisasi terhadap varian B.1.617 pada vaksin Bharat – Covaxin, bila dibandingkan dengan varian VOC 202012/01 (B.1.1.7).