“Jenis budidaya perikanan ini seperti kampung lobster, lele, nila, kakap, hingga kampung rumput laut," imbuh Sjarief.
Baca juga: Dukung Program KKP, BRSDM Permudah Budidaya Perikanan melalui Sipetak
Tak hanya berfokus pada pendidikan generasi muda, BRSDM KP turut membangun masyarakat kelautan dan perikanan melalui peran penyuluh perikanan sebagai agent of change.
Hal tersebut dilakukan guna mendukung kemajuan pembangunan nasional di sektor kelautan dan perikanan.
"Penyuluh berperan mendampingi pembudidaya ikan, nelayan, pengolah dan pemasar hasil perikanan, hingga petambak garam,” ujar Sjarief.
Dalam menjalankan perannya, lanjut dia, penyuluh diharapkan dapat enlighten (mencerahkan) serta enrich (memperkaya) masyarakat dengan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), akses permodalan, akses pemasaran, dan akses sumber daya lainnya.
Baca juga: Sikap Selektif Menghadapi Pengaruh IPTEK
Selain itu, masyarakat diharapkan bisa empower (memberdayakan) pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.
“Salah satu keberhasilan dari pendampingan penyuluh perikanan adalah terbentuknya Kampung Wisata Mina Padi Samberembe dan Kampung Garam Kebumen," ungkap Sjarief.
Sjarief menyebut, terdapat beberapa cara yang dilakukan BRSDM KP dalam mentransformasikan ekonomi dengan SDM unggul.
Adapun caranya adalah saling mengaitkan antara pendidikan, pelatihan dan penyuluhan. Salah satu langkah konretnya adalah dengan mengembangkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca juga: Tjahjo Sebut Ada Data ASN, TNI, dan Polri dalam Kasus Kebocoran 279 Juta Data Pribadi
BRSDM KKP juga memiliki sistem pembelajaran online, salah satunya yakni Electronic Millenial Learning (e-Milea) yang telah beroperasi sejak 2018.
Pengembangan kompetensi ASN melalui e-Milea dibutuhkan agar Indonesia dapat berkompetisi di era revolusi industri 4.0.
Tak hanya itu, e-Milea juga dibuat sebagai solusi media work from home (bekerja dari rumah) bagi ASN KKP di tengah pandemi Covid-19.
Ia menambahkan, pihaknya bahkan telah melakukan perubahan strategi pembelajaran, dari yang semula klasikal, menjadi blended learning (pembelajaran campuran). Hal ini sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Baca juga: Jokowi Ingin Kepala Daerah Prioritaskan Pencegahan Penyebaran Covid-19
“Kami berharap kombinasi tersebut akan menciptakan dan meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB) agar terwujud ketahanan pangan nasional," ucap Sjarief.
Sebagai informasi, turut hadir dalam webinar tersebut, yakni Deputi Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI Tri Nuke Pudjiastuti dan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Wikan Sakarinto.
Hadir pula Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amich Alhumami; serta Central Proteina Prima Daniel Mastri Nugraha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.