“Ia anak yang sangat rajin. Semua yang dilakukan di luar saat bersekolah, berolahraga atau bermain musik, dilakukan untuk meringankan beban ibunya. Mulai dari mencuci pakaian kotor sekeluarga, meloper koran, mengantarkan kue-kue ke kantin-kantin langganan. Semua dikerjakan Dudung sebelum sekolah."
"Lalu menjelang masuk sekolah, ia mengambil nasi dan bilang, ‘Mami, Dudung boleh minta sambalnya ya,” demikian cerita Ibu Harry Pondaag, 68 tahun, ibu kedua yang biasa dipanggil “Mami” oleh Dudung.
Ibu Harry istri seorang satu-satunya perwira di asrama tentara di Jalan Belitung, Bandung. Tempat tinggal masa kecil Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
Ibu adalah sumber petuah hidupnya. Terutama karena Bapak telah meninggal dunia. Bahkan ketika baru lulus dari Akademi Militer, Letda Inf. Dudung Abdurachman mendengarkan dengan seksama petuah hidup dari ibunya tentang apa yang harus dijalaninya sebagai seorang militer.
Itulah sebabnya, berbakti kepada ibunda selalu menjadi bagian nasihatnya kepada yunior sampai tarunanya ketika ia memimpin Akademi Militer.
“Ibumu-Ibumu-Ibumu, baru Ayahmu. Demikian kata Rasullulah,” nasihat Dudung dalam berbagai kesempatan.
Panglima KOSTRAD
Darwis Triadi Mayjen Dudung Abdurachman.
Karier militer Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman memang penuh kejutan yang mengandung rasa kagum dan syukur dari siapapun yang mengikuti perjalanannya. Di akhir paripurnanya buku “Loper Koran Jadi Jenderal”, ia kembali dipercaya mengemban amanah yang lebih besar: menjadi Pangkostrad, Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (KOSTRAD).
Saya kemudian meminta persetujuan Mayjen TNI Dudung Abdurachman, judul buku ini –yang semula menyebut pangkatnya “Mayor Jenderal”- kini menerakan pangkat baru seiring amanah yang diembannya: “Letnan Jenderal”.
Panglima KOSTRAD atau lebih populer disebut Pangkostrad, adalah jabatan puncaknya saat kisah ini selesai dituturkan.
Namun, bukan berarti catatan perjalanan jejak pengabdian Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dicintainya, juga selesai. Kita semua akan menjadi saksi perjalanan hidupnya yang lurus seperti janjinya ini: Di mana saya ditugaskan, integritas dan cinta NKRI saya tak akan berubah.
Jalan kehidupan seorang anak manusia, tentu saja rahasia Sang Pencipta. Tapi, kita harus berikhtiar, berbakti pada orang tua dan terutama Ibu dan selalu tak putus beribadah dan bersedekah. Semoga, pengalaman hidupnya yang masih panjang ini, menjadi panutan generasi muda Indonesia.*
Riwayat Jabatan
Letjen TNI Dudung Abdurachman S.E., M.M.
(Dari seorang Perwira Remaja, Letnan Dua (Juli 1988), sampai hari ia diangkat resmi sebagai Pangkostrad, 25 Mei 2021). Sumber: Penhumas Akademi Militer dan Penerangan Kodam Jaya/Jayakarta).
- Komandan Peleton III Kompi B Batalyon Infanteri 744/Satya Yudha Bakti (Danton III/B/Yonif-744/SYB), di Dili, Timor-Timur, pada 1 Agustus 1989-1 Maret 1992.
- Komandan Peleton II Kompi B Batalyon Infanteri 744/Satya Yudha Bakti (Danton II/B Yonif-744/SYB), di Dili, Timor-Timur, pada 1 Maret 1992-1 Februari 1993.
- Komandan Peleton I Kompi B Batalyon Infanteri 744/Satya Yudha Bakti (Danton I/B Yonif-744/SYB), Dili, Timor-Timur, pada 1 Agustus-1 Maret 1994.
- Kepala Seksi 2 (Kasiops 2) Yonif 741/WRT. Batalyon Infantri 741/Satya Bhakti Wirottama, mulai 1 Maret 1994-1 Juli 1995. Keempat jabatan ini diemban pada pangkat Letnan Dua sampai Letnan Satu.
- Komandan Kompi Senapan A Batalyon Infantri 741/Satya Bhakti Wirottama (Dankipan A Yonif 741/SBW) di Jembrana, Bali, dekat Bandara Ngurah Rai. Batalyon ini di bawah Kodam IX/Udayana, mulai 1 Juli 1995-1 Desember 1995
- Komandan Kelas (Dankelas) Satuan Pendidikan Dasar Kecabangan Prajurit Karier Pusat Pendidikan Infanteri Pusat Kesenjataan Infanteri (Satdik Sarcab PK Pusdikif Pussenif), di Bandung pada 1 Desember 1995-23 Februari 1998. Kedua jabatan ini diemban pada pangkat Kapten.
- Wakil Komandan Batalyon Infanteri 410/Alugoro (Wadan Yonif 410/ALG). Jabatan ini diemban pada pangkat Kapten sampai Mayor, 23 Februari 1998-23 Maret 1999.
- Wakil Komandan Batalyon Infantri 401/Banteng Raider (Wadan Yonif 401/BR) Kodam IV/Diponegoro. Jabatan ini diemban pada pangkat Mayor, 23 Maret 1999-20 Maret 2000.
- Kepala Staf Kodim 0733/Berdiri Sendiri Semarang (Kasdim 0733/BS Semarang), dengan pangkat Mayor, 20 Maret 2000-8 Maret 2002.
- Perwira Pembantu Madya Operasi Kodam II/Sriwijaya (Pabandya Ops SopsDam II/SWJ), dengan pangkat Mayor, di Palembang pada 8 Maret 2002- 1 November 2002.
- Komandan Batalyon Infantri 143/Tri Wira Eka Jaya Korem 043 Garuda Hitam (Dan Yonif 143/TWEJ Rem 043/GH), dengan pangkat Mayor sampai Letnan Kolonel, 1 November 2002-1 Agustus 2004. Pada masa ini, memimpin operasi pengejaran salah satu pemimpin Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Tengku Ramli Basyak pada tahun 2003. Penugasan ini berhasil dan membuat kedelapan anak buahnya mendapat kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) dan Letkol Inf dianugerahi Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Prestasi pada tahun 2003.
- Komandan Kodim 0406/Lubuk Linggau-Musi Rawas (Dandim 0406/Lubuk Linggau-Musi Rawas), Sumatera Selatan, dengan pangkat Letnan Kolonel, 1 Agustus 2004-1 November 2006.
- Komandan Kodim 0418/Palembang (Dandim 0418/Palembang) dengan pangkat Letnan Kolonel, 1 November 2006-1 Mei 2008.
- Perwira Pembantu Madya 2/Penyaluran Kesejahteraan dan Moril Markas Besar TNI Angkatan Darat (Pabandya 2/Lurjahril Mabesad), dengan pangkat Letnan Kolonel, di Jakarta pada 1 Mei 2008-15 Januari 2009.
- Perwira Pembantu Madya 3/Penyedia Tenaga Markas Besar TNI Angkatan Darat (Pabandya 3/Diaga Mabesad), di Jakarta pada 15 Januari 2009-12 Maret 2010.
- Asisten Personel Kepala Staf Kodam VII/1 Wirabuana (Aspers Kasdam VII/WRB), Ujung Pandang (Makasar), Sulawesi Selatan, dengan pangkat Kolonel, 12 Maret 2010-29 Juli 2011.
- Komandan Resimen Induk Kodam II/Sriwijaya (Danrindam II/SWJ), dengan pangkat Kolonel, di Muara Enim pada 29 Juli 2011-4 Mei 2012.
- Perwira Pembantu 1/Perencanaan Staf Personel TNI Angkatan Darat (Paban 1/Ren Spersad TNI AD), dengan pangkat Kolonel, di Jakarta pada 4 Mei 2012-28 Mei 2013.
- Perwira Pembantu 1/Perencanaan Staf Personel TNI (Paban 1/Ren Spers TNI), dengan pangkat Kolonel, di Jakarta pada 28 Mei 2013-30 Mei 2014.
- Perwira Menengah Detasemen Markas untuk melanjutkan Pendidikan (Dandenma (Dik)) di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) di Jakarta pada 30 Mei 2014-24 April 2015.
- Komandan Detasemen Markas, Markas Besar TNI (Dandenma Mabes TNI), dengan pangkat Kolonel, di Jakarta pada 24 April 2015-18 Agustus 2015.
- Wakil Gubernur Akademi Militer (Wagub Akmil) Magelang, dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI/Brigjen TNI, di Magelang pada 18 Agustus 2015-29 Februari 2016.
- Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Staf Khusus KASAD), dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI/Brigjen TNI, di Jakarta pada 29 Februari 2016-27 Oktober 2017.
- Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Waaster KASAD), dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI/Brigjen TNI, di Jakarta pada 27 Oktober 2017-24 September 2018.
- Gubernur Akademi Militer (Gubernur Akmil) Magelang, dengan pangkat Mayor Jenderal TNI/Mayjen TNI, sejak 24 September 2018 sampai 27 Juli 2020.
- Panglima Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta (Kodam Jaya/Jayakarta) di Jakarta, sejak 27 Juli 2020, dan dilantik 6 Agustus 2020.
- Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (KOSTRAD) di Jakarta, sejak 25 Mei 2021.
(Penulis kolom adalah penulis buku “Letjen TNI Dudung Abdurachman, Loper Koran Jadi Jenderal, Seni Kepemimpinan”, akan diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada Juni 2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.