Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

Dudung Abdurachman, Sang Loper Koran Menjadi Panglima Kostrad

Kompas.com - 26/05/2021, 11:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Erny memberi jawaban menarik. Rupanya, niat Aa Dudung menjadi tentara itu datang justru dari almarhum ayah mereka, almarhum Bapak Achmad Nasuha yang seorang pejuang kemerdekaan dan veteran tentara pelajar.

“Dulu, Bapak saya itu suka sekali dengan AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia-red). Bapak ingin sekali punya anak masuk AKABRI. Keinginan itu diulang terus pada kami anak-anaknya. Aa Dudung, selalu jadi harapan Bapak untuk jadi tentara. Maka, keinginannya semakin kuat setelah Bapak sudah tidak ada,” Kata Erny.

Kepada kedua adik perempuannya, Ety dan si bungsu Erny, Aa Dudung juga tak pernah berhenti memberi perhatian. Apalagi sejak berpenghasilan sebagai loper koran, ia tak lupa menyisihkan penghasilannya untuk kebutuhan adik-adik.

Mayor CHB Daya Bakir, Komandan Koramil 0923 Padalarang, Jawa Barat, pernah bercerita tentang Mayjen TNI Dudung Abdurachman, yang merupakan teman masa kanak-kanaknya ini.

“Asrama Jalan Belitunglah yang memicu kami ingin jadi tentara. Kami sering bermain memanjat tembok pembatas asrama tempat tinggal kami," kenang Mayor CBH Daya Bakir.

Mayor CBH Daya Bakir bercerita, asrama itu terdiri dari tiga blok barak memanjang. Barak sederhana yang bangunannya setengah tembok, setengah gedeg, dengan atap bocor di sana-sini.

"Tetapi di sanalah kami memupuk cita-cita dan asa bersama.

Dia mengenang, satu blok dihuni 20-30 keluarga tentara. Jadi, sekitar 80 keluarga tinggal di sana.

"Asrama yang dicatat sebagai satu rukun tetangga itu, dipimpin oleh seorang Letnan Dua, yang biasa kami panggil Pak Harry Pondaag."

Awalnya, lanjut dia, bangunan itu adalah tempat parkir kendaraan tentara yang besar-besar. Lalu, disekat-sekat dan dijadikan asrama tentara. Temboknya berbatasan dengan Ajendam Kodam III/Siliwangi.

"Jadi, tiap ada seleksi Akmil, dulu Akabri, kami selalu monitor, mengintip dari balik tembok. Dalam hati, selalu menggelora semangat ingin juga jadi tentara seperti mereka..." cerita Mayor CBH Daya Bakir.

Mayjen TNI Dudung sejak kecil sampai remaja adalah jagoan hampir semua permainan. Ia juga ahli strategi dan senang berlaku sebagai pemimpin.

“Maka jangan heran kalau sedang main perang-perangan, saya selalu jadi anak buahnya,” kenang Mayor CHB Daya Bakir.

Setiap peringatan 17 Agustusan di asrama, habis setiap nomor olahraga, dari bulutangkis, sepak bola sampai tenis meja, disapu bersih oleh Dudung dan timnya.

Ibu Segalanya

Semua orang yang menjadi saksi masa remaja Dudung Abdurachman, mengingat bagaimana berbaktinya ia kepada ibundanya. Terlebih saat ayah mereka telah berpulang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Golkar Tegaskan Belum Ada Upaya Revisi UU MD3 demi Kursi Ketua DPR

Nasional
Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com