Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hidup Dudung Abdurachman, dari Loper Koran hingga Jadi Pangkostrad

Kompas.com - 26/05/2021, 10:13 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman ditunjuk sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Penunjukkan Dudung sebagai Pangkostrad tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/435/V/2021 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI yang diterbitkan pada 25 Mei 2021.

Dudung menggantikan Letjen Eko Margiyono yang akan memegang jabatan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.

Sebagai pengganti Dudung, Panglima TNI menunjuk Mayjen Mulyo Aji. Sebelumnya, Mulyo Aji menjabat Aspers KSAD.

Perjalanan karier militer Dudung hingga menjadi perwira tinggi tidak dilalui dengan mudah. Ada kisah perjuangan hidup yang melatarbelakangi keputusan Dudung menjadi tentara. 

Dari loper koran dan berjualan kue

Dudung Abdurachman merupakan alumni Akademi Militer tahun 1988 dari kecabangan infanteri. Meski kini seorang perwira, namun Dudung menapaki kariernya dari nol.

Sewaktu remaja, Dudung harus membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sebab, Ayahnya meninggal dunia saat Dudung masih SMP pada 1981. 

Baca juga: Panglima TNI Tunjuk Pangdam Jaya Mayjen Dudung Menjadi Pangkostrad

Anak keenam dari delapan bersaudara itu harus membantu ibunya mencari uang. Dengan mengayuh sepeda, ia mengantar koran ke rumah para pelanggan sejak pukul 4 pagi.

"Sepeninggal bapak saya, ibu saya ini kan ya secara ekonomi ya namanya janda pensiunan PNS. Akhirnya untuk menopang kehidupan itu saya jualan koran, saya nganter koran, loper koran," ucap Dudung, dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam video BEGINU S2 EPS6: Dudung Abdurachman, Loper Koran dan Keberanian Bersikap Jenderal TNI, dikutip Rabu (26/5/2021).

Selesai mengantar koran sekitar pukul 08.00, Dudung mesti membantu ibunya menjajakan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.

Dudung sengaja memilih sekolah di siang hari supaya ia bisa membantu ibunya.

Lantaran hampir setiap hari mengantar kue, Dudung akhirnya dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu. Ia kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan.

Namun, suatu hari, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Dudung.

Mendapati Dudung yang menyelonong masuk tanpa melapor, penjaga itu geram. Ditendanglah kue-kue yang dibawa Dudung hingga berhamburan.

Saat itulah, muncul keinginan Dudung untuk menjadi perwira tinggi.

"Ditendanglah kue itu, ada 50 biji, menggelundung. Di situ saya bilang, awas nanti saya jadi perwira. Di situ saya bangkit pengin jadi tentara. Awalnya di situ, padahal dulu cita-cita saya pengin kuliah," kata Dudung sambil tertawa.

"Di situ saya berpikir, ini orang jangan semena-mena sama rakyat kecil. Itu enggak boleh," tuturnya.

Baca juga: Daftar Lengkap Mutasi 80 Perwira Tinggi TNI: Pangkostrad, Kasum TNI, Pangdam Jaya Diganti

Tekad Dudung ternyata tak sia-sia. Ia berhasil masuk Akademi Militer di Bandung. Tiga tahun kemudian ia lulus dengan pangkat Letnan Dua.

Dudung pertama kali bertugas di Dili, Timor Timur pada 1988.

Kemudian, pada 1993 ia ditugaskan ke Bali. Dari Bali, Dudung pindah ke Bandung.

Dudung beberapa kali berpindah kota. Bahkan, ia pernah dikirim menjadi tim penjaga perdamaian di Filipina Selatan.

Selama 2018 hingga pertengahan 2020, Dudung menjabat Gubernur Akmil. Kemudian, pada Agustus tahun lalu ia dipercaya sebagai Panglima Kodam Jaya.

Keputusan kontroversial

Sejak menjabat Pangdam Jaya, nama Dudung makin dikenal masyarakat. Tak jarang ia membuat keputusan-keputusan tegas yang memicu kontroversi.

Salah satunya, mencopot baliho bergambar Rizieq Shihab di seluruh wilayah DKI Jakarta. Ketika itu Rizieq masih menjadi pemimpin Front Pembela Islam (FPI), .

Menurut Dudung, keberaniannya itu sudah seharusnya dimiliki seorang pemimpin. Bagi dia, pemimpin harus tegas dalam mengambil keputusan.

"Ciri pemimpin itu satu, dia harus berani ambil keputusan. Kalau keputusan itu benar berarti bagus, kalau keputusan itu salah, masih bagus daripada tidak berani sama sekali," kata Dudung.

Dudung mengatakan, selama menjabat sebagai perwira ia ingin memberikan pengaruh. Ia tidak mau hanya duduk menikmati jabatan tanpa memberikan dampak yang berarti.

"Saya pikir apa yang harus saya buat untuk bangsa ini apalagi di DKI Jakarta ini kan barometer. Kalau Jakarta aman, semuanya akan aman," tuturnya.

Baca juga: Sepak Terjang Mayjen Dudung Melawan FPI hingga Promosi Jadi Pangkostrad

Selain itu, Dudung juga tak ingin berada di zona nyaman kepemimpinannya. Bahkan ia mengaku tak takut kehilangan jabatan karena keputusan yang dia ambil.

Dudung memahami betul setiap tindakannya tentu memiliki risiko. Namun, ia berkeyakinan untuk selalu berani menghadapi risiko.

"Saya enggak mau datar-datar saja, saya cari aman saja saya enggak mau. Ah yang penting aman, saya takut dicopot jabatan, saya enggak. Selagi kepentingan saya untuk kepentingan Merah Putih, untuk republik ini, jangan ragu, jangan setengah-setengah, dan jangan main-main," tutur Dudung.

Kepada anak buahnya, Dudung selalu mengajarkan untuk menjadi petarung yang membela kepentingan rakyat.

Dudung mengingatkan bahwa TNI berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jika seorang prajurit tak bekerja membela rakyat, maka ia menjadi tidak berarti.

"Saya ajarkan kepada prajurit Kodam Jaya, kamu harus menjadi petarung, kamu harus jadi jagoan dan kamu harus jadi pemberani. Jangan jadi ayam sayur saya bilang, kalau diadu kalahan, harus jadi jagoan," kata Dudung.

"Artinya bukan kemudian kita sok jago juga tidak, saya katakan ini kalian pegang teguh 8 Wajib TNI terutama yang ke-8, menjadi contoh dan mempelopori segala usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya kita harus hadir di tengah-tengah mereka rakyat sedang kesulitan, kamu harus hadir," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com