JAKARTA, KOMPAS.com - Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman ditunjuk sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Penunjukkan Dudung sebagai Pangkostrad tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/435/V/2021 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI yang diterbitkan pada 25 Mei 2021.
Dudung menggantikan Letjen Eko Margiyono yang akan memegang jabatan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.
Sebagai pengganti Dudung, Panglima TNI menunjuk Mayjen Mulyo Aji. Sebelumnya, Mulyo Aji menjabat Aspers KSAD.
Perjalanan karier militer Dudung hingga menjadi perwira tinggi tidak dilalui dengan mudah. Ada kisah perjuangan hidup yang melatarbelakangi keputusan Dudung menjadi tentara.
Dari loper koran dan berjualan kue
Dudung Abdurachman merupakan alumni Akademi Militer tahun 1988 dari kecabangan infanteri. Meski kini seorang perwira, namun Dudung menapaki kariernya dari nol.
Sewaktu remaja, Dudung harus membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sebab, Ayahnya meninggal dunia saat Dudung masih SMP pada 1981.
Baca juga: Panglima TNI Tunjuk Pangdam Jaya Mayjen Dudung Menjadi Pangkostrad
Anak keenam dari delapan bersaudara itu harus membantu ibunya mencari uang. Dengan mengayuh sepeda, ia mengantar koran ke rumah para pelanggan sejak pukul 4 pagi.
"Sepeninggal bapak saya, ibu saya ini kan ya secara ekonomi ya namanya janda pensiunan PNS. Akhirnya untuk menopang kehidupan itu saya jualan koran, saya nganter koran, loper koran," ucap Dudung, dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam video BEGINU S2 EPS6: Dudung Abdurachman, Loper Koran dan Keberanian Bersikap Jenderal TNI, dikutip Rabu (26/5/2021).
Selesai mengantar koran sekitar pukul 08.00, Dudung mesti membantu ibunya menjajakan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.
Dudung sengaja memilih sekolah di siang hari supaya ia bisa membantu ibunya.
Lantaran hampir setiap hari mengantar kue, Dudung akhirnya dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu. Ia kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan.
Namun, suatu hari, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Dudung.
Mendapati Dudung yang menyelonong masuk tanpa melapor, penjaga itu geram. Ditendanglah kue-kue yang dibawa Dudung hingga berhamburan.