Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

KRT Radjiman Wedyodiningrat, Sosok Dokter di Balik “Hari Lansia Nasional”

Kompas.com - 25/05/2021, 09:36 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menjadi lanjut usia (lansia) merupakan sebuah keniscayaan. Hal inilah yang dirasakan Dr Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat.

Ia merupakan orang yang berjasa memimpin sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan turut melahirkan ide tentang dasar negara.

Saat memasuki usia lanjut pun ia masih memimpin sidang pertama BPUPKI di Jakarta yang digelar pada 29 Mei 1945 silam. Dari sidang ini dihasilkan bahan-bahan konstitusi dan rancangan dasar negara.

Radjiman lahir pada 1 April 1879 di Desa Melati, Kampung Gelondongan, Kota Yogyakarta. Lahir dari keluarga sederhana tidak menyurutkan semangatnya untuk mengenyam pendidikan ke Belanda, Prancis, Inggris, Amerika Serikat (AS).

Baca juga: 29 Mei, Hari Lanjut Usia Nasional

Keuletannya dalam belajar itulah yang akhirnya membawa Radjiman meraih gelar dokter di Negeri Kincir Angin pada usia 20 tahun.

Kariernya dimulai saat bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit CBZ di Batavia. Selama bekerja, ia berhasil membuat kemajuan di dunia medis dan sukses menduduki posisi sejajar dengan dokter-dokter dari Belanda.

Tak hanya cemerlang, pengabdian Radjiman untuk rakyat kecil juga besar.

Terbukti dari kiprah bertugasnya ke pelosok-pelosok Tanah Air. Selama masa mengabdi inilah ia kerap menyaksikan perlakukan tidak adil Belanda kepada warga pribumi.

Pada 1905, ia memutuskan berhenti dari pegawai pemerintahan Belanda dan mengabdikan diri dan ilmu untuk Keraton Surakarta sebagai dokter keraton.

Baca juga: Radjiman Wedyodiningrat: Asal Usul, Budi Utomo, BPUPKI, dan Akhir

Pengabdiannya tersebut lantas membuat Sultan Pakubuwono X memberinya gelar Wedyodiningrat. Gelar ini tak pelak mengangkat strata sosial Radjiman ke dalam lingkaran istana.

Berbekal status itu, Radjiman memberanikan diri terjun ke dunia politik. Kiprah perpolitikannya membawanya menjadi anggota organisasi Budi Utomo.

Selama hidup, Radjiman merupakan sosok berpengaruh yang kaya akan pemikiran-pemikiran segar dan baru.

Semangat, dedikasi, dan pengorbanan Radjiman untuk kemerdekaan Indonesia menjadi inspirasi yang nyata bagi generasi penerus bangsa hingga saat ini.

Baca juga: Pertemuan Soekarno, Hatta, dan Radjiman dengan Terauchi di Dalat

Bahkan, pada 29 Mei 1996 di Semarang, Presiden Soeharto menetapkan tanggal 29 Mei sebagai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) untuk menghormati perjuangan gigih Radjiman.

Terakhir, pada 6 November 2013, pemerintah Indonesia juga telah menetapkan dan menganugerahkan sosok Radjiman sebagai pahlawan nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com