JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Airlangga Hartarto menyebut, Indonesia perlu mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 dalam 4-5 minggu ke depan.
Dalam kurun waktu tersebut, ada kemungkinan kenaikan kasus virus corona akibat dampak libur Lebaran.
"Yang perlu diperhatikan adalah dalam siklus 4 sampai 5 minggu ke depan," kata Airlangga selepas rapat terbatas dengan Presiden dan sejumlah menteri di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/5/2021).
Baca juga: UPDATE 24 Mei: Ada 93.393 Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia
Berdasar perhitungan pemerintah, kenaikan kasus Covid-19 tidak langsung terjadi setelah masa liburan selesai.
Perlu waktu setidaknya 4-5 minggu untuk melihat dampak yang ditimbulkan.
Hal tersebut terbukti ketika 5 Februari 2021 lalu terjadi peningkatan kasus Covid-19 sebagai akibat dari libur Natal dan tahun baru.
Meski demikian, Airlangga menyebut bahwa kasus Covid-19 dalam satu minggu terakhir telah mengalami kenaikan.
"Dalam satu minggu ini kita juga melihat beberapa kasus ada kenaikan, namun masih dalam taraf yang jauh lebih kecil dibandingkan sesudah Lebaran tahun kemarin," ujar dia.
Airlangga mengungkap, terjadi tren kenaikan pada kasus harian Covid-19, dari yang semula di kisaran angka 3.800-4.000 kasus, kini menjadi 5.000 kasus per hari.
Pada 23 Mei 2021, angka kasus aktif Covid-19 mencapai 5,32 persen, atau sedikit naik dibandingkan pekan sebelumnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Wamenkes Sebut Dampak Libur Lebaran Mulai Terasa
Terdapat 10 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif yakni Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.
"Kasus aktif di pulau Jawa 56,4 persen dan 21,3 di Pulau Sumatera," kata Airlangga.
Untuk menekan angka kasus Covid-19, pemerintah berencana memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dan memberlakukan kebijakan ini di 34 provinsi di Tanah Air.
"Untuk PPKM mikro tahap selanjutnya 1-14 Juni mendatang, maka Gorontalo, Maluku, Maluku Utara diikutsertakan ditambah provinsi Sulawesi Barat," kata Airlangga.
Pada masa libur Lebaran 1442 Hijriah, terjadi peningkatan mobilitas penduduk.
Sebagian warga bermobilisasi dalam rangka mudik, sebagian lainnya ke tempat wisata.
Presiden Joko Widodo mengatakan, jumlah warga yang nekat mudik di Lebaran tahun ini masih sangat besar.
Sebanyak 1,1 persen penduduk Indonesia pulang ke kampung halaman selama masa larangan mudik, 6-17 Mei 2021.
"Memang 1,1 (persen) kelihatannya kecil sekali, tetapi kalau dijumlah ternyata masih gede sekali, 1,4 sekian, 1,5 juta orang yang masih mudik," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada kepala daerah se-Indonesia yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/5/2021).
Baca juga: Jokowi: Jumlah Warga yang Nekat Mudik Ternyata Masih Banyak, 1,5 Juta
Sementara itu, mobilitas di tempat wisata naik 38-100,8 persen. Presiden pun meminta masyarakat waspada terhadap kemungkinan lonjakan Covid-19.
"Hati-hati dua minggu ke depan ini, semuanya harus hati-hati," kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.