Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Ledakan Kasus Penularan Covid-19, Epidemiolog: Meski Kita Bosan, Virus Ini Tidak

Kompas.com - 23/05/2021, 16:41 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta pemerintah dan masyarakat untuk bekerjsama dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Pasalnya tahun 2021 ini dapat menjadi tahun yang sulit dalam penyelesaian pandemi Covid-19.

Dicky berharap selain konsisten mengupayakan testing, tracing, treatment (3T), serta isolasi, dan karantina, pemerintah bisa menjadi contoh untuk masyarakat dan menerapkan strategi komunikasi resiko yang tepat.

"Pemerintah harus berkomitmen tinggi melakukan penguatan di respon 3T, isolasi dan karantina. Disertai dengan strategi komunikasi resiko yang efektif, leadership yang kuat, role model empati yang kuat dari setiap tokoh masyarakat, hingga pejabat publik di daerah maupun sampai ke pusat," jelas Dicky pada Kompas.com, Minggu (23/5/2021).

Baca juga: 324 TKI Pulang Lewat Jalur Tikus, BP2MI: Kita Takut Varian Baru Covid-19, tapi Tak Bisa Larang TKI Pulang

Selain itu, Dicky juga berharap agar masyarakat tidak lelah menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari.

Dicky melanjutkan, meski masyarakat sudah lelah dan jengah namun hal itu harus terus dilakukan karena virus corona masih terus melakukan penularan.

"Dari sisi masyarakat tentu harus terus menerapkan 5M-nya, jadi meskipun kita lelah, meski kita sudah bosan Covid-19, tapi virus ini tidak lelah. Apa yang terjadi di India mesti jadi pembelajaran kita tidak boleh meremehkan pandemi ini," ungkap dia.

Dicky juga menjelaskan bahwa ada potensi kasus penyebaran covid-19 dapat meledak di Indonesia.

Baca juga: Warga Positif Covid-19 di Perumahan Griya Melati Jadi 46 Orang, Bima Arya Perintahkan Evakuasi ke Pusat Isolasi

Hal itu disebabkan oleh dua hal yaitu pertama tingkat positivity rate rata-rata berada di atas 10 persen selama 1,5 tahun pandemi Covid-19 berlangsung.

Kedua, kondisi penyebaran virus corona di Indonesia yang berada di tahap community transmision sesuai dengan status yang ditetapkan WHO sejak April 2020.

"Itu level yang menunjukan bahwa negara kita ini tidak bisa mendeteksi sebagian besar kasus infeksi dan tidak bisa menemukan sebagian besar klaster dan menyelesaikan itu. Hal itu akan menjadi bom waktu yang siap meledak," terangnya.

Diberitakan saat ini kondisi kesehatan di India semakin mengkhawatirkan menyusul merebaknya wabah "jamur hitam" yang turut menyerang masyarakat.

Setidaknya 60 persen masyarakat yang dirawat akibat mutasi virus Covid-19 di negara itu satu matanya mesti diangkat untuk karena imbas dari terinfeksi wabah jamur hitam.

Baca juga: Sekitar 7.000 Pasien Covid-19 di India Terinfeksi Jamur Hitam, Sebagian Kehilangan Matanya

Kondisi itu disebabkan oleh jamur yang dikenal sebagai mucormycosis yang menyerang manusia dengan sistem kekebalan yang lemah.

Saat jamur itu terhirup, mereka dapat menyerang paru-paru dan sinus sebelum menyebar ke wajah dan otak.

Padahal saat ini India juga menjadi negara dengan jumlah sebaran kasus dan kematian akibat Covid-19 tertinggi kedua di dunia.

Setiap hari India melaporkan terjadi 250.000 infeksi penyebaran kasus dengan angka kematian mencapai 4.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com