Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2021, 13:40 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) merilis survei nasional mengenai elektabilitas sejumlah tokoh yang masuk bursa calon presiden (capres) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Peneliti ARSC Bagus Balghi mengatakan, tanpa disodorkan nama, responden ditanya siapa tokoh pilihannya sebagai capres selanjutnya.

Hasilnya, klaim SRSC, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan paling banyak disebut responden.

"Kemudian Prabowo Subianto," kata Bagus dalam rilis survei yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (22/5/2021).

Baca juga: Survei ARSC: 69,5 Persen Responden Tidak Setuju Masa Jabatan Presiden Diubah Bisa 3 Periode

Berikut hasil survei top of mind:

1. Gubernur DKI Jakarta Anies Basewedan 17,01 persen

2. Ketum Gerindra dan Menhan Prabowo Subianto 14,31 persen

3. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 11,25 persen

4. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 6,87 persen

5. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5,86 persen

6. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 5,55 persen

7. Menteri Sosial Tri Rismaharini 3,97 persen

8. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto 3,83 persen

9. Ketua DPR Puan Maharani 2,48 persen

10. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 0,66 persen

Baca juga: Survei Para Ketum Parpol sebagai Capres Versi ARSC: Prabowo 37,92 Persen, Megawati 10,78 Persen

11. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir 0,41 persen

12. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj 0,41 persen

13. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian 0,33 persen

14. Wakil Presiden Ma'ruf Amin 0,33 persen

15. Ketua MPR Bambang Soesatyo 0,33 persen responden

16. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar 0,25 persen

Bagus menjelaskan, survei ini juga meminta responden untuk mengungkapkan alasan memilih kandidat capres tersebut.

Sebanyak 15,25 persen responden beralasan kinerja kandidat tersebut sudah terbukti.

"Kemudian disusul 13,70 persen adalah mereka yang berpengalaman. Dan kemudian mereka yang bersih dan jujur ada 10,58 persen, dan 8,76 persen memilih karena ketegasannya," ungkap Bagus.

"Selain itu ada juga seperti karena programnya bagus, bertanggung jawab, cerdas, visioner, bijaksana, berwibawa, nasionalis, komitmen, dan populer juga menjadi alasan responden untuk memilih kandidat itu," tambah dia.

Kendati demikian, hasil survei juga menyatakan bahwa sebanyak 60,66 persen responden mengaku bahwa pilihannya masih dapat berubah.

Kemudian, sebanyak 31,82 persen responden menjawab kandidat tidak akan berubah. Lalu, 5,95 persen menyatakan tidak tahu dan 1,57 persen tidak menjawab.

Adapun survei itu dilakukan kepada 1.200 reponden dari perwakilan 34 provinsi di Indonesia.

Metode survei yang dilakukan adalah multistage random sampling, dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Surya Paloh Perintahkan Syahrul Yasin Limpo Pulang untuk Patahkan Asumsi 'Hilang'

Surya Paloh Perintahkan Syahrul Yasin Limpo Pulang untuk Patahkan Asumsi "Hilang"

Nasional
Ditanya soal Keberadaan Syahrul Yasin Limpo usai Kembali ke Tanah Air, Waketum Nasdem: Belum Tahu

Ditanya soal Keberadaan Syahrul Yasin Limpo usai Kembali ke Tanah Air, Waketum Nasdem: Belum Tahu

Nasional
Mentan Syahrul Yasin Limpo Kembali ke Tanah Air, Febri Diansyah Merapat ke Nasdem Tower

Mentan Syahrul Yasin Limpo Kembali ke Tanah Air, Febri Diansyah Merapat ke Nasdem Tower

Nasional
Wakil Menteri Mengaku Tidak Tahu Ada BUMN Jual Senjata ke Myanmar

Wakil Menteri Mengaku Tidak Tahu Ada BUMN Jual Senjata ke Myanmar

Nasional
PDI-P Sebut Semua Kunjungan Ganjar, Termasuk ke Surabaya Dilaporkan ke TPN

PDI-P Sebut Semua Kunjungan Ganjar, Termasuk ke Surabaya Dilaporkan ke TPN

Nasional
Enggan Tanggapi Isu 'Reshuffle', Sekjen PDI-P Singgung Komunikasi Jokowi dengan Ketum Parpol Pengusung

Enggan Tanggapi Isu "Reshuffle", Sekjen PDI-P Singgung Komunikasi Jokowi dengan Ketum Parpol Pengusung

Nasional
Pilkada Akan Dimajukan, Pemerintah Buka Opsi Revisi UU

Pilkada Akan Dimajukan, Pemerintah Buka Opsi Revisi UU

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Ganjar Pranowo, Memori Merapi, dan Mbah Maridjan

GASPOL! Hari Ini: Ganjar Pranowo, Memori Merapi, dan Mbah Maridjan

Nasional
Bertemu Kaesang Besok, Puan: Saya Selalu Membuka Diri

Bertemu Kaesang Besok, Puan: Saya Selalu Membuka Diri

Nasional
Komnas HAM Diminta Selidiki 3 BUMN Diduga Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

Komnas HAM Diminta Selidiki 3 BUMN Diduga Jual Senjata ke Junta Militer Myanmar

Nasional
Antusiasnya Warga Kampung Pengarengan Sambut Blusukan Kaesang, Berebut Foto Bersama

Antusiasnya Warga Kampung Pengarengan Sambut Blusukan Kaesang, Berebut Foto Bersama

Nasional
Harap Hasil Positif, PDI-P Ungkit Hubungan Historis dengan Jusuf Kalla Pilpres 2014

Harap Hasil Positif, PDI-P Ungkit Hubungan Historis dengan Jusuf Kalla Pilpres 2014

Nasional
Keselamatan dan Jam Kerja Aman, PGN Sabet 14 Penghargaan Keselamatan Migas 2023

Keselamatan dan Jam Kerja Aman, PGN Sabet 14 Penghargaan Keselamatan Migas 2023

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tugaskan Puan Temui Kaesang

Hasto Sebut Megawati Tugaskan Puan Temui Kaesang

Nasional
Eks Kiper di Bandung Diduga Jadi Perantara Uang “Pengamanan” Rp 66 M di Kasus BTS

Eks Kiper di Bandung Diduga Jadi Perantara Uang “Pengamanan” Rp 66 M di Kasus BTS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com