JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Lenny N Rosalin mengatakan, tingkat akses internet perempuan di Indonesia lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Padahal, kata dia, para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) lebih banyak perempuan sehingga mereka harus memanfaatkan internet dalam menjalankan usahanya.
Menurut Lenny, akses perempuan terhadap internet hanya sebesar 46,87 persen sedangkan laki-laki mencapai 53,13 persen.
“Dengan ketimpangan akses kepada internet, potensi ekonomi perempuan menjadi belum termaksimalkan dan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan negara secara umum," kata Lenny dikutip dari situs Kemen PPPA, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Berapa Lama Orang Indonesia Akses Internet dan Medsos Setiap Hari?
Oleh karena itu, kata dia, potensi ekonomi perempuan pun harus dimaksimalkan terutama dalam sektor UMKM yang memanfaatkan teknologi informasi.
Namun, Lenny juga melihat ada sejumlah penyebab yang menjadi latar belakang masih rendahnya akses perempuan kepada internet di Indonesia.
Antara lain adanya stereotip peran perempuan yang tabu dalam dunia Science Technology Engineering and Mathematics (STEM).
Hal tersebut, kata dia, menjadi salah satu faktor yang menciutkan nyali perempuan untuk berkecimpung dalam dunia internet.
“Padahal kehidupan era revolusi 4.0 dan masa depan akan berdampingan dengan ekologi dan sains, maka penting bagi perempuan untuk fokus pada edukasi berbasis teknologi dan sains," kata dia.
Baca juga: Jokowi: Tempatkan Produk UMKM di Etalase Terdepan Pusat Perbelanjaan
Termasuk untuk membangun standar kompetitif yang lebih tinggi.
Menurut Lenny, dengan perempuan pelaku UMKM memanfaatkan teknologi untuk usahanya, maka usahanya bisa berkembang dan naik kelas.
Terlebih, berdasarkan riset Bank Indonesia pada 2020, penjualan e-commerce meningkat 18 persen selama pandemi.
"Hal itu menjadi peluang tersendiri yang harus dioptimalkan para pelaku UMKM perempuan yang jumlahnya sangat besar di Tanah Air," kata dia.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada 2014-2018 tercatat sebanyak 99 persen dari total unit usaha ekonomi, 50 persennya adalah UMKM yang dikelola atau dimiliki perempuan.
Baca juga: Sarinah Gandeng Dufry, Produk UMKM Bakal Mengisi 100 Gerai Duty Free
Kemudian berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 tercatat perempuan yang bekerja di sektor ekonomi kreatif sebanyak 9,4 juta dengan perbandingan perempuan 55 persen dan laki-laki 45 persen.
Dalam UMKM, perempuan banyak bergerak pada 3 sektor yakni fashion, kuliner, dan kriya.
Fakta itu juga didukung survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 yang menunjukkan bahwa 4 dari 5 pelaku usaha menggunakan internet dan teknologi informasi.
Antara lain untuk pemasaran via online dan mendapatkan pengaruh yang positif bagi penjualan mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.