Demokrasi bukan sekedar urusan elite. Apalagi tertransformasi lahan bisnis oligarki. Demokrasi adalah sistem yang harusnya dapat diakses leluasa oleh semua warga tanpa ketakutan dan belenggu status sosial maupun stratifikasi sosial.
Uniknya Wimar, bagi saya, dia mampu mengkomunikasikan secara sederhana ide-ide kritis dengan menggunakan kosa kata mudah ditangkap publik. Bahkan kerap jenaka. Dia tidak suka menggunakan diksi bikin kening berkerut.
Dengan begitu, kontribusi terbesar Wimar bagi demokrasi adalah menjadikan urusan publik tertanam sebagai urusan banyak orang dan semua orang bisa berpendapat soal itu. Tanpa harus bergenit ria menaburkan diksi diksi ilmiah.
Bahkan, seringkali, dengan fasih Wimar memberikan perumpamaan agar uraiannya mudah ditangkap. Seperti saat menjelaskan pada saya soal di negara demokrasi selalu ada keniscayaan pro kontra dan itu harus diberikan wadah tanpa harus dihakimi, ia memisalkan fungsi bakteri dalam minuman enerji.
Tidak selalu, kata Wimar, bakteri buruk. Malah membuat minuman enerji berfungsi karena bakteri. Maka, memandang perbedaan pendapat dalam demokrasi harus ditanggapi wajar.
Biar bagaimanapun, oposisi dan kelompok kritis punya fungsi penting dalam keseimbangan demokrasi. Wimar sangat concern pada kebebasan berekspresi dan mengemukakan pendapat.
Kehilangan terbesar wafatnya Wimar Witoelar adalah kehilangan figur yang menjadi pendengar dan pembicara sama baik dan bermutu.
Dalam berbagai diskusi, Wimar sangat tekun mendengarkan lawan bicaranya menguraikan pendapat. Jarang menyanggah atau memotong pembicaraan sebelum uraiannya jernih disampaikan.
Dan ketika menyampaikan gagasan, Wimar sangat cerdas dan kritis saat memaparkan ide ide demokrasi. Figur ini langka kita temukan.
Hari-hari ini, politik lebih banyak memberikan ruang bagi para elite berbicara panjang lebar. Dan jarang mendapatkan tokoh yang mau mendengar diresahkan publik. Wimar mengajarkan---dengan sikap dan perbuatan---berbicara harus sama bagusnya dengan mendengar.
Mendengar yang baik akan melahirkan cara berbicara sama baiknya. Tak heran jika di program Perspektif Wimar, narasumber yang diundang beragam. Mulai dari pakar, olahragawan,wartawan, artis, sampai anak yang jadi joki kendaraan.
Tidak membeda bedakan narasumbernya. Semua diberikan kesempatan dan penghormatan setara untuk mengemukakan pandangannya.
Yang pasti, Wimar memberikan teladan, politik demokrasi dibangun dari prinsip kesetaraan. Memuliakan nilai hidup. Memperhatikan urusan publik secara proporsional. Menolak politik uang dan oligarki karena itu adalah racun dalam demokrasi.
Wimar memiliki keyakinan, masa depan di tangan anak muda. Yang harus diberikan kesempatan untuk mengekpresikan dirinya dalam bingkai pranata demokrasi.
Baginya, setiap zaman akan memunculkan tokohnya sendiri. Yang penting sepanjang berfikiran sehat, segar, tidak terkotak-kotakan diri, akan memberikan banyak harapan pada masa depan Indonesia lebih baik.
Selamat jalan Pak Wimar. Jasamu abadi di hati kami.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.