PRESIDEN Jokowi pada Agustus 2020 yang lalu telah mencanangkan transformasi digital Indonesia dengan lima program utama.
Pertama, perluasan akses (konektivitas) dan peningkatan infrastruktur digital. Kedua, pengembangan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran dan lainnya.
Ketiga, percepatan integrasi pusat data nasional. Keempat, mempersiapkan kebutuhan SDM talenta digital. Kelima, Presiden meminta persiapkan regulasi terkait skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital disiapkan secepat-cepatnya.
Kelima hal diatas tentu harus dilaksanakan dengan framework yang baik dan program rinci yang tepat. Berbagai kerangka kerja transformasi digital telah diusulkan oleh berbagai organisasi atau pengembang.
Penulis dengan tim juga mengusulkan suatu kerangka kerja garuda transformasi digital. Baca: Transformasi Digital, antara Eksekusi, Kepemimpinan dan Pembudayaan
Transfomasi digital bukan sekadar membuat aplikasi proses bisnis yang sekarang ada, tetapi upaya perubahan fundamental bisnis/proses yang mungkin berbeda dengan proses yang sekarang ada. Mungkin ada terobosan baru yang tidak memerlukan birokasi yang menghambat proses itu sendiri.
Dalam transformasi digital ada tiga istilah yang ada yaitu digitazion, digitalization, dan transformasi digital.
Digitazion adalah adalah proses konversi dari analog ke digital. Misalnya, data temperatur yang ada di lingkungan kita diukur dan dikonversi ke data digital atau gambar seseotang di foto/scan analog kemudian di konversi kedalam digital.
Sementara digitalization adalah penggunaan teknologi digital dan data digital (hasil digitazion) untuk memberikan dampak yang lebih baik antara konsumen dan produsen.
Sementara tranformasi digital mempunyai makna yang luas hingga suatu organisasi ,yang menyangkut orang, proses, hingga teknologi.
Lima program yang telah dicanangkan Presiden perlu dikawal dengan suatu manajemen proyek yang baik. Tidak lupa hadirnya teknologi digital memberikan kemudahan bagi pemangku kepentingan, untuk itu keamanan dan pertahanan siber perlu disiapkan dengan lebih matang.
Pertahanan dan keamanan adalah salah satu sektor yang sangat strategis. Lebih lanjut, pertahanan negara merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Ancaman terhadap pertahanan dan keamanan negara bisa datang dari berbagai sudut batas, udara, laut, darat angkasa hingga sekarang siber yang tidak mengenal wilayah.
Alat dan teknologi perang sudah semakin maju. Berbagai teknologi digital dan disrupsi sudah menyentuh hampir semua aspek kehidupan seperti kesahatan, pemerintahan, industri hingga sektor pertahanan dan keamanan.
Disrupsi inovasi tersebut diataranya Internet of Military Things (IoMT), artificial intelligence, cyber security, big data, hingga cloud computing.