Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Puncak Arus Balik, Ketua Satgas: Jangan Ada Pihak Ambil Kebijakan Berbeda

Kompas.com - 16/05/2021, 15:23 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting dalam mengantisipasi arus balik Lebaran 2021.

Doni mengingatkan, jangan ada pihak yang mengambil kebijakan berbeda dalam menangani situasi di lapangan.

Hal ini disampaikannya menanggapi potensi puncak arus balik Lebaran yang dimulai Senin (17/5/2021) di penyeberangan Merak-Bakauheni.

"Seperti pesan Bapak Presiden, sinergi, sinergi, sinergi. Insya Allah kita bisa mengendalikan situasi dengan baik. Jangan ada yang mengambil kebijakan berbeda, apa pun alasannya. Harus satu komando. Pak Kapolda, tolong pastikan itu,” ujar Doni, dikutip dari siaran pers BNPB, Minggu (16/5/2021).

Baca juga: Minta Penyeberangan Merak-Bakauheni Diperketat, Satgas: Meski Bawa Hasil Swab, Cek Lagi

Pihak PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) melaporkan, sejak tanggal 22 April hingga 15 Mei 2021, tercatat 440.012 orang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera.

Angka itu jauh di bawah prediksi sebanyak 1,5 juta penyeberang.

Artinya, kata Doni, jumlah itu pula yang diperkirakan akan kembali menyeberang ke Jawa lewat Bakauheni.

Sehingga, semua penyeberang harus dipastikan menjalani rapid test tanpa terkecuali.

"Yang positif, bukan diputar balik melainkan langsung dikarantina. Jangan sampai terjadi fenomena pingpong,” tegas Doni.

Baca juga: Satgas Imbau Masyarakat di Zona Merah dan Oranye Tidak Silaturahmi secara Fisik

Ia menjelaskan, pingpong yang dimaksud yakni pergerakan bolak-balik antara Jawa dan Sumatera terkait penyebaran virus corona.

Saat wilayah di Pulau Jawa banyak berstatus zona merah dan Sumatera banyak yang kuning dan hijau, lalu para penyeberang Jawa membawa virus ke Sumatera.

Saat ini, kondisinya terbalik, Jawa relatif landai. Banyak daerah berstatus zona kuning dan hijau. Sementara, banyak daerah di Sumatera berstatus oranye dan merah.

Doni tidak ingin karena keteledoran di perbatasan atau area penyeberangan, virus corona menyebar lagi di Jawa.

“Sebab kalau itu yang terjadi, sama saja pingpong, tidak akan selesai-selesai,” ujarnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Bertambah dan Antisipasi Penularan Corona Saat Arus Balik

Selain itu, Doni juga mengingatkan agar fenomena balon dalam penanganan Covid-19 tidak terjadi.

Fenomena balon yaitu saat penularan Covid-19 di suatu daerah dapat ditekan, tetapi di daerah lain justru semakin bertambah.

"Kuncinya ada di disiplin dan kerja sama semua pihak. Petugasnya bergerak satu komando, pemerintah pusat dan daerah bekerja sama dengan baik, didukung masyarakat yang sadar menerapkan protokol kesehatan,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com