Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pukat UGM Sebut Tak Ada Korelasi antara TWK dan Profesionalisme Pegawai KPK

Kompas.com - 10/05/2021, 17:02 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dinilai menjadi bukti tidak adanya korelasi antara tes wawasan kebangsaan (TWK) dengan profesionalisme dan integritas pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Berdasarkan penuturan sumber Kompas.com, OTT tersebut dipimpin oleh Kepala Satuan Tugas Penyelidik, Harun Al Rasyid.

Harun disebut menjadi salah satu pegawai yang tidak lolos TWK sebagai proses alih status kepegawaian KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN). Selain Harun, ada pegawai lain yang tak lolos TWK terlibat dalam penangkapan itu.

Baca juga: OTT Bupati Nganjuk Dipimpin dan Beranggotakan Pegawai yang Tak Lolos TWK KPK

"Hal ini menunjukkan tes wawasan kebangsaan tidak memiliki korelasi dengan profesionalitas dan integritas pegawai," ujar Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Zaenur Rohman Zaenur, kepada Kompas.com, Senin (10/5/2021).

Zaenur berpandangan, Harun tidak lolos TWK karena substansi soal yang diskriminatif dan cenderung tendensius ingin mengetahui pandangan peserta terkait politik dan keagamaan.

"Materi seleksi memang absurd, diskriminatif, dan lebih condong ingin mengetahui pandangan pribadi pegawai mengenai politik dan keagamaan yang sangat privat," ucap Zaenur.

Baca juga: Dua Bupati Nganjuk Terjerat Dugaan Jual Beli Jabatan, Pukat UGM: Tidak Ada Perbaikan yang Berarti

Zaenur menilai, KPK akan kehilangan pegawai seperti Harun jika memberhentikan 75 pegawai yang tidak memenuhi syarat atau tak lolos TWK.

"Jika pimpinan KPK nekat membuang 75 pegawai seperti Harun ini, maka Indonesia akan sangat rugi, kehilangan para patriot yang selama ini bekerja menjaga Republik dari ketamakan para koruptor," pungkas dia.

Polemik tentang TWK sebagai proses pengalihan status pegawai KPK menjadi ASN masih terjadi hingga saat ini.

Anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK Syamsuddin Haris menyebut tes tersebut bermasalah dan tidak bisa dijadikan alasan memberhentikan pegawai.

Baca juga: OTT KPK Dipimpin Pegawai Tak Lolos TWK, ICW: Bukti Lebih dari Cinta Tanah Air

Dalam pandangan pribadinya, Syamsuddin juga menerangkan bahwa Dewas tidak pernah dilibatkan dalam proses alih status kepegawaian.

Dikutip dari Antara, Minggu (9/5/2021), Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menegaskan, pihaknya akan mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi pada Undang-Undang KPK terkait dengan alih status kepegawaian tersebut.

Salah satu poin putusan MK dalam uji materi yakni, alih status kepegawaian KPK tidak boleh merugikan para pegawai yang sebelumnya telah mengabdi di lembaga antirasuah itu

Ghufron juga menekankan, tidak ada pemecatan atau pemberhentian pegawai KPK yang tak lolos TWK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com