Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stafsus Jokowi Sebut Tren Penurunan Kasus Aktif Harus Dipertahankan Supaya Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 05/05/2021, 14:02 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Joko Widodo Arif Budimanta mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 harus mempertahankan tren penurunan kasus aktif dan pencegahan penularan.

Hal ini supaya target Presiden Jokowi yang optimis perekonomian Indonesia tumbuh positif pada kuartal kedua dan kuartal selanjutnya pada 2021 dapat tercapai.

"Untuk memastikan agar target itu tercapai, penanganan pandemi harus dilakukan sesuai protokol untuk mempertahankan tren penurunan kasus aktif dan penularan wabah Corona di Indonesia," kata Arif dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (5/5/2021).

“Protokol 3 M tidak boleh diabaikan, jangan mudik, belanja lebih baik secara online, selain itu vaksinasi akan terus digenjot pemerintah," lanjutnya.

Baca juga: Kemenkes: 10 Provinsi Alami Kenaikan Kasus Aktif Covid-19 dalam 4 Minggu Terakhir

Selain itu, kata Arif daerah perlu mempercepat serapan anggarannya masing-masing.

Menurutnya, Presiden Jokowi juga sudah meminta kepala daerah benar-benar mampu meningkatkan investasi swasta di daerah agar lapangan kerja ikut tercipta.

Dengan kerjasama yang solid dari banyak pihak tersebut, dia memprediksi konsumsi masyarakat dapat tumbuh tinggi tanpa kembali terganggu dengan pengetatan pembatasan sosial.

"Kemudian pembangunan terus berjalan dan yang akan datang masuk investasi, diperkuat dengan belanja pemerintah yang ekspansif melalui berbagai program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang pada 2021 ini mencapai Rp699,43 triliun, " jelas Arif.

"Sehingga target pertumbuhan positif pada triwulan kedua 2021 dapat kita capai," tuturnya.

Baca juga: Dorong Pemulihan Ekonomi, Jokowi Kembali Perintahkan Belanja Pemerintah Dipercepat

Arif juga menyebutkan, faktor eksternal juga dapat mendorong penguatan ekonomi Indonesia.

Pasalnya, saat ini beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti China (18,3 persen), Amerika (0,4 persen), dan Singapura (0,2 persen) sudah memasuki fase pertumbuhan positif.

Ini diyakini bisa memperkuat permintaan ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut.

"Namun kita juga harus mencermati, mitra dagang lain seperti India justru mengalami pemburukan dalam kasus pandemi sehingga bisa mempengaruhi perdagangannya dengan Indonesia," ungkapnya.

"Negara-negara utama di Uni Eropa juga masih mengalami pertumbuhan yang negatif," tutur Arif.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Minus 0,74 Persen, Stafsus Jokowi: Kita Akan Segera Masuk ke Zona Positif

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data yang menyebutkan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2021 tercatat tumbuh -0,74 persen (year on year).

Pertumbuhan menurut pengeluaran terdiri atas pertumbuhan konsumsi sebesar -2,23 persen, investasi -0,23 persen, belanja pemerintah 2,96 persen, ekspor 6,74 persen dan impor 5,27 persen.

Melihat rincian pertumbuhan berdasarkan pengeluaran tersebut, harus diakui bahwa pandemi Covid-19 ini masih menekan perekonomian baik dari sisi supply maupun demand.

"Sehingga pemerintah terus bekerjasama dengan otoritas moneter untuk terus berupaya mempertahankan dan memperbaiki kedua hal tersebut," tambah Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Selain Menteri PDI-P, Menteri dari Nasdem dan 2 Menteri PKB Tak Ikut Buka Puasa Bersama Jokowi

Nasional
Imigrasi Bakal Tambah 50 'Autogate' di Bandara Ngurah Rai

Imigrasi Bakal Tambah 50 "Autogate" di Bandara Ngurah Rai

Nasional
Diminta Timnas Anies-Muhaimin Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Senyum dan Geleng-geleng Kepala

Diminta Timnas Anies-Muhaimin Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Senyum dan Geleng-geleng Kepala

Nasional
Imigrasi Terapkan SIMKIM di PLBN Buat Pantau Pelintas Batas

Imigrasi Terapkan SIMKIM di PLBN Buat Pantau Pelintas Batas

Nasional
Imigrasi Bakal Terapkan 'Bridging Visa' Buat WNA Sedang Urus Izin Tinggal

Imigrasi Bakal Terapkan "Bridging Visa" Buat WNA Sedang Urus Izin Tinggal

Nasional
Muncul Wacana Cak Imin Maju di Pilgub Jatim, Dewan Syuro PKB: Fokus Kawal MK

Muncul Wacana Cak Imin Maju di Pilgub Jatim, Dewan Syuro PKB: Fokus Kawal MK

Nasional
Seluruh Kantor Imigrasi Kini Layani Pembuatan Paspor Elektronik

Seluruh Kantor Imigrasi Kini Layani Pembuatan Paspor Elektronik

Nasional
KPK Sebut Nasdem Sudah Kembalikan Rp 40 Juta dari SYL

KPK Sebut Nasdem Sudah Kembalikan Rp 40 Juta dari SYL

Nasional
17 Agustus 2024, Paspor RI Ganti Warna

17 Agustus 2024, Paspor RI Ganti Warna

Nasional
Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Nasional
PAN Sebut Susunan Kabinet Prabowo Akan Dibahas Usai Gugatan di MK Selesai

PAN Sebut Susunan Kabinet Prabowo Akan Dibahas Usai Gugatan di MK Selesai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com