JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa meminta pernyataan yang dilontarkan Anton Charliyan tidak dipolitisasi.
Mantan Kapolda Jawa Barat yang juga kakak kandung Iwa Kartiwa itu, sempat memberi pernyataan soal penyakit yang diderita adiknya, yakni akibat puluhan tahun bekerja di Kapal Selam.
"Dari sisi keluarga beliau saudara saya yang tertua, sehingga itu (merupakan) perhatian dengan kondisi saya, itu bentuk kasih sayang, pengertiannya jangan disalahartikan," kata Iwa dalam konferensi pers di RS AL Mintoharjo, Jakarta Pusat (4/5/2021).
Baca juga: Saat Kolonel Iwa Kartiwa Membantah Kondisi Kesehatannya Dikaitkan dengan Tugasnya di Kapal Selam
Iwa pun menceritakan awal mula kakaknya mengetahui kondisi kesehatannya. Saat itu, dirinya sedang menginap di rumah orangtuanya di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dalam kondisi yang tidak sehat dan menjelang berbuka puasa, Anton Charliyan datang dan bertemu Iwa, namun mereka tidak banyak berkomunikasi saat itu.
"Akhirnya setelah berbuka saya memang bertemu dengan kakak saya, memang saya waktu itu memakai masker. Ketika saya bicara, biasanya banyak yang saya bicarakan. Karena saya ingin istirahat saya hanya bicara tidak sampai seperempat jam," kata Iwa.
Menurut Iwa, karena komunikasi yang singkat itu, kakaknya, Anton Charliyan beranggapan dirinya menderita penyakit yang diidap sejak berdinas di kapal selam.
Baca juga: Kolonel Iwa Kartiwa Luruskan Kabar soal Penyakitnya yang Disebut akibat Radiasi Kapal Selam
Hal itulah yang kemudian diceritakan Anton pada wawancara di media massa beberapa waktu lalu.
"Kami minta jangan dikasihani, kami tidak ingin ada sensasi apa pun, kami jangan dipolitisasi. Kami sudah bersyukur masih bisa berdinas, kami tidak ingin apa pun," kata Iwa.
"Jadi kalau kakak saya menyampaikan hal tertentu, kami tidak tahu sama sekali, karena itu masalah kedinasan," ucap dia.
Sebelumya, diberitakan Iwa Kartiwa mengalami sakit berdasarkan cerita dari mantan Kapolda Jawa Barat Irjen (Purn) Anton Charliyan, yang adalah kakak kandungnya. Pemberitaan muncul setelah kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam.
Menurut Anton, adiknya sakit parah akibat mengisap terlalu banyak zat besi selama puluhan tahun bertugas sebagai pasukan khusus kapal selam.
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh adiknya saja.
Baca juga: Sakitnya Dikaitkan dengan Tugas di KRI Nanggala-402, Ini Klarifikasi Kolonel Iwa Kartiwa
Menurut Anton, hampir semua anggota pasukan khusus kapal selam mengalami hal yang sama.
"Sampai saat ini, adik saya masih 6 tahun lagi masa tugasnya, tapi sakit akibat zat besi, kandungan selama bertugas di kapal selam. Sedangkan mereka yang bertugas di luar kapal selam meraih sukses karirnya. Bukan apa-apa, ini saya sakit hati sebagai kakak kandung dan merasakan," kata Anton kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2021).
Menurut Anton, dulu Iwa beserta rekan-rekannya selalu berkumpul di rumahnya atau di tempat kerjanya.
Mereka biasanya menceritakan pengalaman semasa bertugas menjadi pasukan khusus kapal selam.
Anton mengatakan, adiknya dan para pasukan kapal selam selalu cerita tentang bahaya yang dihadapi dalam bertugas.
Misalnya, saat mesin mati selama beberapa menit dan tak bisa menyala, bisa berakibat fatal terhadap keselamatan semua awak kapal selam.
"Ternyata bahayanya selain dari alat yang sudah berumur, juga alam di dalam laut. Mereka tahu risikonya begitu, karena sudah mengemban tugas negara. Betul-betul jiwa dan raganya diberikan, menjaga kedaulatan negara," kata dia.
Saat ini, menurut Anton, kondisi adiknya belum terlalu baik. Menurut dia, Iwa masih susah berbicara dan hanya terbaring lemah di kamar tidur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.