Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Bahaya Tiga Varian Baru Virus Corona yang Masuk ke Indonesia

Kompas.com - 04/05/2021, 14:43 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan meminta masyarakat waspada terhadap tiga varian baru virus corona yang telah masuk ke Indonesia.

Tiga varian virus corona itu yakni, B.1.1.7 dari Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 dari India dan varian B.1.351 asal Afrika Selatan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian B.1.1.7 sudah dikonfirmasi sebagai varian of concern (VoC) atau perhatian khusus.

Baca juga: Ada 20-25 Orang Kontak Erat dari WNI yang Tertular Varian B.1.617, Kemenkes Lakukan Pelacakan

WHO menyatakan varian ini harus diwaspadai. Sebab memiliki beberapa karakteristik yang menyebabkan penularan lebih cepat.

"Memengaruhi tingkat keparahan penyakit dan yang tertular bergejala, lalu jadi berat dalam waktu singkat dan berujung kepada kematian," ujar Nadia dalam konferensi pers, Selasa (4/5/2021).

Nadia menambahkan, varian B.1.1.7 telah dikonfirmasi oleh sebagian besar negara-negara Eropa menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19.

Di beberapa negara Eropa bahkan varian ini menjadi salah satu penyebab third wave atau gelombang ketiga penularan Covid-19 sehingga kasusnya kembali naik.

Baca juga: Kemenkes: WNI yang Terpapar Covid-19 dari Varian Virus Corona B.1.617 adalah Klaster Keluarga

Kemudian, Nadia menuturkan, varian mutasi ganda B.1.617 sampai saat ini masih menjadi variant of interest (VoI) dari WHO.

"Jadi belum menjadi VoC. Untuk VoI sendiri setidaknya ada enam hingga tujuh yang menjadi perhatian," tutur Nadia.

"Artinya, saat ini B.1.617 masih dilihat apakah memberikan kontribusi yang sama dengan varian lain, misalnya apakah seperti B.1.1.7," jelas Nadia.

Selanjutnya untuk varian B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan diduga menyebabkan penurunan efikasi dari vaksinasi.

"Ada dugaan penurunan efikasi itu terjadi. Akan tetapi, vaksinnya tetap dapat memberikan dampak positif dari penanganan Covid-19," ungkap Nadia.

Baca juga: WNI yang Tertular Corona Varian B.1.351 Pekerja Pariwisata, Sering Kontak dengan WNA

Oleh sebab itu, Nadia menekankan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia perlu terus ditingkatkan. Tujuannya untuk memberikan perlindungan selama virus Covid-19 bermutasi kembali.

"Kita upayakan untuk segera melakukan vaksinasi terlebih dulu sebelum virusnya bermutasi," tambah Nadia.

Hingga saat ini, sudah ada 16 kasus Covid-19 di Indonesia yang disebabkan penularan mutasi baru virus corona dari ketiga negara tersebut.

Belasan kasus ini telah dilaporkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, Senin (3/5/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com