"Keberhasilan penanganan pandemi akan membuat tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintah semakin meningkat ke depannya, karena berpengaruh besar pada pemulihan ekonomi dan stabilitas politik-keamanan," tutur dia.
Hal kedua yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah adalah pemulihan ekonomi.
Herzaky melihat, konsumsi domestik pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf masih negatif.
Padahal, kata dia, hal itu merupakan kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Sedangkan defisit anggaran pemerintah begitu besar yang diprediksi mencapai Rp 1.006 triliun, dengan utang terus bertambah, mencapai Rp 6.445,07 triliun per Maret 2021," kata dia.
Herzaky mengingatkan bahwa kini Bank Indonesia (BI) mulai membeli obligasi langsung dari pemerintah untuk menutupi defisit tersebut.
Kendati demikian, diakuinya bahwa ekonomi Indonesia mulai menggeliat, tetapi masih banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan pemerintah.
Kemudian, Partai Demokrat juga menyoroti penurunan kualitas demokrasi di Indonesia yang juga menjadi pekerjaan rumah pemerintah.
Herzaky mengatakan, berdasarkan The Economist Intelligence Unit, saat ini indeks demokrasi Indonesia merupakan yang terendah selama 14 tahun terakhir.
"Kebebasan sipil di Indonesia yang semakin menurun. Banyak yang merasa takut, dibungkam untuk bersuara, apalagi jika dianggap berbeda dari apa yang disampaikan pemerintah. Ruang untuk perbedaan pendapat semakin menyempit," kata dia.
Baca juga: Litbang Kompas: Tingkat Kepuasan Publik terhadap Jokowi-Maruf di Bidang Polkam Naik, Ekonomi Turun
Menurutnya, hal tersebut juga diamini oleh hasil survei Indikator Politik Indonesia beberapa bulan terakhir, dengan 69,6 persen responden setuju publik takut dalam menyampaikan pendapat.
Pemerintah, menurut dia, perlu memperhatikan adanya kecenderungan berbagai pemerintahan di dunia yang semakin getol mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan cara mengabaikan Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi.
Oleh karena itu, pemerintah diminta memperhatikan fungsi kontrol dari lembaga-lembaga terkait dan masyarakat untuk menghindari munculnya konsolidasi kekuasaan yang berakibat mundurnya demokrasi.
"Adanya fungsi kontrol dari lembaga-lembaga terkait dan masyarakat atas penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah, bakal membuat pemerintah lebih berhati-hati dan optimal dalam menanggulangi pandemi ini," kata dia.
Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas pada periode Agustus 2020, Januari 2021 dan April menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah meningkat stabil.
Baca juga: Dorong Pemulihan Ekonomi, Jokowi Kembali Perintahkan Belanja Pemerintah Dipercepat
Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu mengatakan, publik mengapresiasi dan optimistis dengan kinerja pemerintah, terutama di saat pandemi Covid-19.
"Ada tren kenaikan memang di Agustus 2020 itu 65,9 persen, kemudian Januari meningkat sedikit 66,3 persen. Di survei yang ketiga, pada April kemarin 69,1 persen. Kalau kita lihat, trennya memang terjaga relatif naik stabil," kata Yohan, dikutip dari tayangan Instagram Harian Kompas, Senin (3/5/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.