Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Corona B.1.617 Terdeteksi di RI, Anggota DPR: Tingkatkan Disiplin Prokes

Kompas.com - 03/05/2021, 23:44 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI-P Rahmad Handoyo meminta masyarakat tidak perlu panik atas temuan sejumlah varian baru virus corona hasil mutasi di Indonesia.

Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan bahwa tiga varian virus corona dari luar negeri kini telah masuk di Indonesia.

Ketiganya yakni varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, serta B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan.

Kendati demikian, menurut Handoyo, bukan berarti masyarakat lantas boleh bersikap biasa saja. Melainkan mesti lebih waspada. 

Baca juga: Kemenkes: Varian B.1.1.7, B.1.617, dan B.1.351 Sudah Masuk Indonesia

"Saya kira ini kita tidak perlu panik, tetapi kita semakin waspada meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan," kata Rahmad saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Menurut Rahmad, disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi salah satu cara menghalau virus tersebut menyebar di masyarakat.

Sebab, pada dasarnya, ia menilai bahwa semua virus dapat bermutasi, termasuk virus corona.

"Perubahan virus itu menjadi satu keniscayaan. Mau menjadi lemah atau semakin tidak kita kehendaki, satu hal yang perlu kita tekankan adalah apapun perubahan karakteristik, apapun perubahan mutasi, yang paling bisa kita lakukan saat ini adalah bagaimana kita meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.

Rahmad melanjutkan, saat ini pemerintah dan masyarakat perlu bergerak bersama untuk membumikan protokol kesehatan.

Khusus kepada pemerintah, dalam setiap kesempatan, dapat ditekankan pentingnya protokol kesehatan yaitu 5M mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Baca juga: Petugas dan Pejabat RSUCM Aceh Utara Positif Corona, Ruang Perawatan Hampir Penuh

"Sehingga ketika sudah masuk Indonesia, harapannya ya mutasi virus itu tidak bisa berkembang, tidak bisa menular ke tempat yang lain karena kita sudah disiplin protokol kesehatan," ucapnya.

"Tetapi karena virus itu sudah masuk ke Indonesia, maka tidak ada lain, harga mati, dalam rangka menangkal virus itu dengan cara protokol kesehatan," sambung dia.

Bukan tanpa alasan, pentingnya disiplin protokol kesehatan menjadi harga mati dalam rangka perang melawan Covid-19 agar Indonesia tidak bernasib sama seperti di India.

Rahmad mengingatkan bagaimana kondisi di India akibat abai dan lalai menerapkan protokol kesehatan, maka mengalami gelombang 'tsunami' Covid-19.

"Kalau kita abai, sekali lagi, saya ingatkan kepada masyarakat bahwa India menjadi cermin kita. Masyarakatnya abai, kemudian lalai terhadap prokes ya dampaknya seperti itu," kata Rahmad.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com