Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Safari Politik PKS, Pengamat: Koalisi Menuju Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kompas.com - 03/05/2021, 20:25 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, safari politik yang dilakukan Partai Keadilan Sejahteta (PKS) merupakan upaya dalam mencari partner berkoalisi menuju Pemilu 2024.

Dalam beberapa pekan terakhir, pimpinan PKS bertemu dengan petinggi partai lain.

"Ini tentu sebagai upaya PKS untuk menuju jalan panjang 2024, mencari partner politik begitu ya. Karena biar bagaimana pun koalisi itu kan tidak mungkin terbentuk begitu saja, tetapi butuh landasan yang kemudian mulai dibangun. Batu batanya mulai saat ini dilakukan," ujar Adi saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Baca juga: PKS dan Nasdem Sepakat Politik Polarisasi Harus Diakhiri

Menurut Adi, koalisi politik menuju Pemilu 2024 tidak mudah dibentuk. Karena itu, PKS sudah mulai membangun jalan awal untuk membangun komunikasi.

"Karena memang koalisi menuju 2024 itu bukan seperti membalikkan telapak tangan. Tentu pasti didahului dengan komunikasi yang intens, kontinu dan itu tidak mudah," ujarnya.

Selain itu, Adi menilai PKS juga ingin memperkenalkan kepengurusan baru. Kemudian, ia juga berpandangan, PKS ingin menegaskan kepada masyarakat sebagai partai yang inklusif dan terbuka.

Pasalnya, menurut Adi, PKS selama ini kerap dianggap sebagai partai yang cenderung eksklusif.

"Dengan safari politik ini PKS ingin menunjukkan kepada publik bahwa PKS adalah partai terbuka sesuai dengan tagline mereka kan, partai inklusif, partai terbuka," tuturnya.

Baca juga: Saling Bertemu, Golkar dan PKS Sepakat Jauhi Politik Identitas

Pada Rabu (14/4/2021), petinggi PKS bertemu dengan pimpinan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk membahas sejumlah topik, termasuk komitmen bersama dalam menjaga demokrasi dan keutuhan NKRI.

Selain PPP, sejumlah pertemuan juga digelar dengan pimpinan Partai Demorkat, PDI-Perjuangan, PKB, Golkar, hingga Nasdem.

Dalam kunjungan ke DPP Partai Nasdem, kedua partai itu sepakat mendorong semua pihak untuk mengakhiri polarisasi dalam politik untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.

“Kami Nasdem dan PKS menyepakati dari pengalaman dan sejarah politik, riwayat kontestasi demokrasi yang panjang di Indonesia agar dampak-dampak negatif, seperti polarisasi dan pembelahan masyarakat pada saat kontestasi demokrasi diakhiri,” kata Sekjen Nasdem Johnny G Plate saat jumpa pers, di Jakarta, Jumat (30/4/2021), dikutip dari Antara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com