JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, masih mengakarnya budaya patriarki pada masa pandemi Covid-19 berisiko besar bagi perempuan dan anak.
Hal tersebut menurut dia akan menimbulkan masalah kesehatan mental bagi mereka.
"Meski masalah kesehatan mental dihadapi hampir seluruh kalangan masyarakat, namun mengakarnya budaya patriarki dan semakin meningkatnya ketimpangan di masa pandemi membawa risiko yang lebih besar bagi perempuan dan anak," kata Bintang dikutip dari situs Kemen PPPA, Senin (3/5/2021).
Ia mengatakan, selama masa pandemi ini perempuan rentan mengalami beban ganda.
Baca juga: Menteri PPPA Sebut Perempuan Termasuk Rentan akibat Budaya Patriarki
Pasalnya tanggung jawab domestik pun seolah menjadi tanggung jawab pihak perempuan saja.
Padahal, kata dia, perempuan juga menghadapi berbagai tantangannya sendiri pada masa pandemi Covid-19 ini.
"Misalnya pemutusan hubungan kerja, pemulangan pekerja migran, hingga bisnis yang terancam gulung tikar,” kata dia.
Bintang menjelaskan, secara global terdapat empat faktor utama munculnya masalah kesehatan mental akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Komnas Perempuan Kritik RUU Ketahanan Keluarga, Berspirit Patriarki
Antara lain faktor jarak dan isolasi sosial, resesi ekonomi, stres, dan trauma pada tenaga kesehatan, serta stigma dan diskriminasi.
“Selain itu, meningkatnya angka kekerasan berbasis gender yang cukup tajam di masa pandemi juga turut menambah daftar risiko,” ucap dia.
Oleh karena itu, adanya layanan kesehatan jiwa (SEJIWA) yang diluncurkan Kementerian PPPA bersama Kantor Staf Presiden (KSP), Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), dan PT Telkom sangat membantu untuk kesehatan mental masyarakat.
Termasuk bagi perempuan dan anak yang termasuk dalam kelompok rentan.
Baca juga: Ketika Perempuan Melawan Relasi Kuasa dan Patriarki Melalui Legislasi
Lebih jauh ia mengatakan, masalah keluarga dan dukungan sosial primer menjadi dua alasan utama masyarakat yang menghubungi layanan SEJIWA.
Adapun layanan SEJIWA sendiri merupakan respons pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak kesehatan mental masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Tidak hanya kesehatan fisik, tetapi pandemi Covid-19 juga membawa implikasi yang besar terhadap kondisi psikologis masyarakat.
Layanan SEJIWA bisa diakses melalui call center 119 extension 8.
Dalam layanan tersebut, masyarakat bisa mendapatkan edukasi, konsultasi, dan pendampingan psikologi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.