JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menyebut penangkapan mantan petinggi Front Pembela Islam (FPI), Munarman menjadi pintu masuk kepolisian membersihkan pergerakan kelompok berpaham ekstremisme di Tanah Air.
"Sekarang ditersangkakan dengan pasal terorisme terkait baiat ISIS. Ini hanya soal pintu masuk saja untuk bagaimana menangkap Munarman ini," ujar Bambang dalam diskusi virtual di Medcom.id, Minggu (2/5/2021).
Menurut Bambang, penangkapan Munarman mempunyai konteks besar bagi aparat keamanan, yakni menyingkirkan orang atau pun kelompok berpaham ekstremisme.
"Semuanya mengarah ke sana, bagaimana FPI ini benar-benar harus segera dibersihkan dari anasir-anasir ekstemisme," kata Bambang.
Baca juga: Membandingkan Cairan TATP dengan Pembersih WC yang Diklaim Kuasa Hukum Munarman
Bambang menyebut seseorang berpaham terorisme maupun simpatisan ekstremisme sebetulnya banyak sekali.
Begitu juga di tubuh FPI yang diduga banyak diisi orang berpaham ekstremisne atau mengarah pada terorisme.
Karena itu, penangkapan Munarman menjadi gebrakan besar yang juga memberikan efek jera kepada kelompok ekstremisme di Indonesia yang sebagian memang berada di FPI.
"Jangan sampai yang semula hanya simpatisan kepada FPI pada gerakan sosial yang dilakukan FPI kemudian semakin besar kebenciannya kepada pemerintah, kepada kepolisian, kemudian mengarah pada ekstremisme, ini yang dicoba untuk dihindari dengan penangkapan Munarman ini," ujar dia.
Baca juga: Penangkapan Munarman Dinilai Politis, Kuasa Hukum Khawatir Sengaja Diteroriskan
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror menangkap Munarman di rumahnya, Perumahan Modern Hills, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (27/4/2021) sore.
Munarman ditangkap atas dugaan terlibat pembaiatan terhadap ISIS di UIN Jakarta, Medan, dan Makassar. Dia juga disebut berperan dalam membuat jaringan JAD dan ISIS di Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.