Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Banyak Kasus Penipuan Investasi Terungkap Saat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 01/05/2021, 11:28 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Bareskrim Polri Kombes (Pol) Jamaluddin mengatakan, banyak kasus investasi bodong yang terungkap selama pandemi Covid-19.

Menurut Jamaluddin, hal ini disebabkan perekonomian masyarakat yang menurun, sehingga investasi ilegal yang mengandalkan pemasukan dari para anggota mulai kehilangan sumber uang.

"Yang sekarang ini meningkat yaitu kasus penipuan investasi. Modusnya, masyarakat diiming-imingi bunga tinggi di atas rate Bank Indonesia (BI)," kata Jamaluddin dalam podcast PPATK Indonesia, dikutip Kompas.com, Sabtu (1/5/2021).

Baca juga: Ciri-ciri Investasi Bodong, Iming-iming Bunga Besar hingga Bonus Rekrut Anggota Baru

Ia menjelaskan, salah satu ciri investasi ilegal yaitu, menawarkan keuntungan dengan bunga yang cukup tinggi.

Padahal, kata Jamaluddin, keuntungan yang didapatkan para anggota berasal dari uang anggota yang baru bergabung. Ketika tidak ada anggota baru yang bergabung, perputaran uang pun berhenti.

"Hanya mengandalkan gali lubang tutup lubang. Jadi ketika supply uang korban berikutnya tidak ada, maka selesai itu semua. Ketika Covid-19 ini tidak ada yang supply lagi, setop," ujarnya.

Jamaluddin mengatakan, saat ini ada sejumlah kasus investasi ilegal yang tengah ditangani Bareskrim Polri. Terkini, yaitu investasi ilegal E-Dinar Coin Cash (EDCCash) yang korbannya mencapai 57.000 orang.

Baca juga: OJK Sebut Masih Banyak yang Terbuai Investasi Bodong dengan Iming-iming Bunga Tinggi

Modusnya, tiap anggota baru diwajibkan menyetor duit Rp 5.000.000 sebagai modal investasi. Para anggota dijanjikan mendapatkan keuntungan 0,5 persen per hari atau 15 persen per bulan.

"Yang terbaru ada EDCCash, hampir 50.000 korbannya. Kami dapat informasi ada juga yang dari Thailand, sampai ke sana," kata Jamaluddin.

Ia pun mengingatkan agar masyarakat berhati-hati jika mau berinvestasi. Iming-iming bunga tinggi patut diwaspadai.

"Negara sudah menentukan rate normal yang aman untuk bunga deposito. Jadi coba ketika akan investasi dikaji dulu, apakah wajar atau tidak. Masyarakat itu terbujuk dengan bunga tinggi. Begitu bunga tinggi jadi lupa di belakangnya ada kerugian dan penipuan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com