JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah ruangan Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin, Rabu (28/4/2021).
Dalam penggeledahan tersebut, penyidik terlihat membawa dua buah koper saat meninggalkan Gedung DPR.
Berdasarkan pantauan dari Kompas TV, seorang petugas terlihat membawa koper berwarna biru dikawal satu petugas kepolisian.
Sedangkan satu koper lagi berwarna hitam terlihat dibawa oleh beberapa orang petugas.
Juru Bicara KPK Ali Fikri menyebut, penggeledahan itu dilakukan terkait kasus dugaan suap penerimaan hadiah atau janji oleh penyelenggara negara terkait penanganan perkara Wali Kota Tanjungbalai tahun 2020-2021.
"Tim Penyidik KPK melakukan penggeledahan di Gedung DPR RI," kata Ali kepada Kompas.com, Rabu.
Baca juga: MKD Sebut KPK Geledah Ruangan Milik Azis Syamsuddin
Terpisah, Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Habiburokhman menuturkan, bila ruangan yang digeledah merupakan milik Azis Syamsuddin.
"Iya (penggeledahan ruang Azis Syamsuddin)," kata Habiburokhman seperti dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (28/4/2021).
Dalam kasus ini, KPK menetapkan tiga orang tersangka yakni Stepanus Robin Pattuju, seorang pengacara bernama Maskur Husein dan Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.
Stepanus Robin merupakan penyidik KPK dari Polri yang diduga meminta uang Rp 1,5 miliar dari Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.
Pemberian uang itu dimaksudkan agar kasus yang dialami M Syahrial terkait penyidikan suap yang diusut KPK di Pemerintah Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, dihentikan.
Ketua KPK Firli Bahuri menyebut, Stepanus Robin dikenalkan kepada Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial oleh Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin.
Penyidik KPK bersama pengacara dan Wali Kota Tanjungbalai bertemu di rumah dinas Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin di wilayah Jakarta Selatan pada Oktober 2020.
Baca juga: Dampingi KPK Geledah Ruang Kerja Azis Syamsuddin, MKD Pastikan Tak Intervensi
"Dalam pertemuan tersebut, AZ (Azis Syamsuddin) memperkenalkan SRP (Stepanus Robin Patujju) dengan MS (M Syahrial) karena diduga MS (M Syahrial) memiliki permasalahan terkait penyelidikan dugaan korupsi di Pemerintah Kota Tanjungbalai yang sedang dilakukan KPK," ucap Firli.
Pertemuan itu, kata Firli, dilakukan agar kasus yang dialami Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial tidak naik ke tahap penyidikan.