Pada saat pandemi Covid-19, terpapar dan tidak terpapar virus corona, seorang perempuan punya beban yang tetap sama-sama beratnya.
“Karena disaat mereka tidak terpapar (Covid-19) mereka mengurusi satu keluarga di luar pekerjaan mereka. Tapi kalau mereka terpapar bisa jadi satu keluarga jadi bingung karena jadi enggak ada yang beberes rumah, enggak ada yang nyiapin semua kebutuhan anak dan lain sebagainya,” ungkap Sita.
Baca juga: Cerita Pasien 01 Rasakan Stamina Tubuh Menurun, Sakit Lima Minggu hingga Mudah Ngos-ngosan
Sita mengatakan, untuk menjaga kesehatan mental tersebut, biasanya ia memilih menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat yang peduli padanya.
Selain itu proses untuk menghilangkan stres yang menjadi pemicu awal depresi bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas yang disukai.
“Kalau sudah mulai stres, aku langsung memikirkan ide untuk membuat karya atau kadang aku juga menari ketika kondisi mentalku sedang tidak baik. Memang tidak semua orang seniman ya, tapi ada baiknya juga meski bukan pelukis misalnya, kalau lagi stres kita bisa saja meluki untuk mengekspresikan perasaan kita,” jelas Sita.
Namun demikian, upaya untuk terus menjaga kesehatan mental pada diri seorang perempuan takkan terwujud tanpa bantuan dari para laki-laki.
Dalam keluarga misalnya, Sita mencontohkan, peran seorang suami penting untuk turut menjaga kesehatan mental istrinya.
“Menurut aku peran bapak, peran laki2 di keluarga juga penting banget, tanpa dukungan mereka perempuannya akan kesulitan untuk berkarya guna menyehatkan mentalnya sendiri,” pungkas dia.
Baca juga: Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia: Kilas Balik Kisah Pasien 01 dan 02
Terkait kondisi pandemi saat ini, Sita mengaku prihatin namun pemerintah perlu diapresiasi untuk upayanya yang tidak kecil.
"Apalagi sekarang kan vaksin juga sudah sampai di Indonesia sejak Januari, kalau enggak salah. Menurut aku hebat banget sih Pemerintah Indonesia bisa menyediakan vaksin sebanyak itu gratis untuk rakyatnya," katanya dalam wawancara khusus sebelumnya dengan Kompas.com pada awal Maret 2021, tepat setahun pandemi di Indonesia.
Ia juga meyakini bangsa Indonesia mampu melewati pandemi bersama-sama meski diakuinya banyak yang tidak yakin bahwa wabah ini ada.
Hanya saja, orang-orang seperti itu lebih sedikit daripada mereka yang taat pada protokol kesehatan dan mendukung program pemerintah.
"Meskipun sangat disayangkan masih ada orang yang percaya ini konspirasi, enggak percaya dan enggak mau pakai masker, bikin masalah, memviralkan ini itu. Aku yakin banyak juga orang yang taat protokol kesehatan. Dengan kebersamaan dan kembali ke gotong royong kita, aku yakin kita bisa melalui ini semua," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.