KOMPAS.com – Pasca-tragedi KRI Nanggala-402, pengamat militer Curie Maharani berharap Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dapat menunjukkan pencapaian lebih dari pendahulunya.
“Kami harap beliau bisa mendobrak kesulitan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dialami pendahulunya,” kata Curie Maharani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (26/4/2021)
Ia mengatakan itu saat menghadiri acara diskusi virtual dengan tema "Meninjau Diplomasi Pertahanan” yang diadakan oleh Kajian Strategis Hubungan Internasional (KSHI), Sabtu (24/4/2021).
Dalam kesempatan itu, Curie turut mengapresiasi kepemimpinan Prabowo dalam menertibkan kerja sama pertahanan satu pintu lewat Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Menurutnya, Menteri Pertahanan ke-26 ini telah berhasil menertibkan komunikasi dan proses kerja sama di bawah keamanan Kemhan.
Baca juga: Menhan Prabowo Bentuk Detasemen Kawal Khusus untuk Tamu Militer Kemenhan
“Untuk itu, guna memperlancar hubungan Indonesia dengan industri luar diperlukan adanya intervensi pemerintah. Perkenalan ini bisa buka potensi kerja sama yang lebih luas lagi,” imbuh Curie.
Adapun ia memberikan catatan agar Prabowo menindaklanjuti diplomasi pertahanan yang telah dilakukan selama ini.
Prabowo sendiri telah mengupayakan kerja sama militer dan pertahanan dengan sejumlah negara, termasuk terkait pengadaan dan modernisasi alutsista.
Bahkan, pemerintah sudah meningkatkan anggaran Kemhan dalam bentuk Pinjaman Luar Negeri (PLN) dan Pinjaman Dalam Negeri (PDN).
Baca juga: Kalau Kurang, Dana Rekonstruksi Sulteng dan NTB Bisa dari Pinjaman Luar Negeri
Adapun pemerintah telah mendorong pembelian alutsista asing berteknologi tinggi. Alutsista ini memang belum mampu diproduksi oleh industri di dalam negeri, namun pemerintah berharap adanya kerja sama dengan pihak asing.
Tujuan pengadaan alutsista tersebut adalah meningkatkan kemampuan TNI dengan tidak mengenyampingkan peningkatan kesejahteraan nasional.
Lebih jauh lagi, pemerintah ke depannya menginginkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Hal ini sudah ditekankan Prabowo ketika sejak awal menjabat sebagai Menhan.
Tidak hanya itu, Prabowo pada beberapa kesempatan juga selalu menekankan bahwa proses pemeliharaan dan perawatan alutsista perlu diperhatikan selain modernisasi. Teranyar adalah pada saat rapat pimpinan (Rapim) TNI Angkatan Udara (AU) 2021.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Pertama Kalinya Pesawat Hercules C-130 Jadi Bagian dari Alutsista TNI AU
Saat itu, Prabowo mengingatkan para prajurit untuk memastikan terjaganya kesiapan operasional matra udara.
Kesiapan itu dapat dilakukan melalui pembinaan kemampuan personel, pemeliharaan dan perawatan alutsista agar terus berada pada level tertinggi.