Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Pemetaan Masalah dan Basis Data Jadi Dasar Pembuatan Kebijakan Pemda

Kompas.com - 26/04/2021, 16:49 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pemetaan masalah dan basis data dijadikan sebagai dasar pembuatan kebijakan setiap pemerintah daerah.

Menurut dia, hal tersebut merupakan salah satu efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah terutama di masa pandemi Covid-19.

"Pandemi Covid-19 menjadi contoh pentingnya ketersediaan, kelengkapan, dan akses data dalam respons cepat pemerintah dan pemerintah daerah dalam menghadapi krisis," kata Ma'ruf di acara Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-25 Tahun 2021 yang digelar secara virtual, Senin (26/4/2021).

Baca juga: Wapres: Kewenangan Daerah Pegang Kunci Tingkatkan Kuantitas dan Kualitas Layanan

Menurut Ma'ruf, proses digitalisasi di seluruh aspek layanan pemerintahan dan pembangunan juga akan membantu keefektifan dalam menyelenggarakan pemerintahan tersebut.

Terlebih, kata dia, dengan adanya kerangka pemerintahan yang terbuka (open goverment) di tingkat daerah maka hal tersebut akan semakin relevan.

Selain itu, efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintah juga dinilainya perlu mengubah paradigma pemerintahan dan pembangunan.

Terutama, yang semula berorientasi pada rutinitas menjadi berbasis inovasi dengan memanfaatkan modal budaya, sumber daya manusia (SDM) unggul, sumber daya alam (SDA), teknologi informasi, dan nilai-nilai lokal sesuai karakteristik daerah masing-masing.

Baca juga: Wapres Sampaikan Dukacita Gugurnya 53 Prajurit TNI AL Awak Kapal KRI Nanggala-402

"Kemudian pentingnya sinergi dan koordinasi pemerintahan yang kolaboratif baik antar daerah, antar pusat dengan daerah, antar pemerintah dengan swasta, dan kapitalisasi modal sosial secara gotong royong menjadi salah satu kekuatan daya tahan ekonomi dan sosial masyarakat," tutur Ma'ruf.

Ma'ruf juga meminta agar penguatan otonomi daerah dilaksanakan melalui mekanisme pembinaan, pengawasan, pemberdayaan, serta sanksi yang jelas dan tegas.

Ini termasuk adanya perbaikan pola penyelenggaraan pemerintahan daerah ke arah yang adaptif, inovatif, kolaboratif dan korektif.

Baca juga: Wapres: Mari Berdoa untuk Keselamatan Seluruh Awak KRI Nanggala-402

Tidak terkecuali pelaksanaan reformasi birokrasi yang menyeluruh di setiap organisasi perangkat daerah.

"Organisasi daerah sebagai agen perubahan unsur pelaksana kebijakan perlu ditinjau agar lebih sederhana, lentur, inovatif, efektif dan efisien untuk melaksanakan kewajiban penyelenggaraan urusan pemerintahan konkruen secara profesional, transparan dan akuntabel," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com