Mutasi pertama itu muncul di London, Inggris, pada September 2020, setelah ditemukan beberapa orang yang terinfeksi Covid-19 menunjukkan virus corona yang menginfeksinya tampak berbeda.
Pemerintah setempat langsung memberlakukan lockdown ketat. Upaya itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang telah bermutasi itu keluar dari Inggris.
Namun, varian B.1.1.7 tersebut telah dilaporkan di Belanda, Denmark, dan beberapa negara lain di Eropa. Terbaru, di Thailand, saat ini telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 harian capai lebih dari 2.000 kasus.
Baca juga: Mengenal Varian Mutasi Ganda yang Memicu Lonjakan Covid-19 di India
Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (4/3/2021), kendati cara penularan varian B.1.1.7 sama dengan virus corona sebelumnya, mutasi virus pada varian tersebut membantu memasuki sel manusia dengan lebih mudah.
Artinya, jika seseorang menghirup udara yang mengandung partikel virus corona di dalamnya, partikel itu akan lebih mungkin menginfeksi beberapa sel di sinus atau hidung, dan akhirnya masuk ke paru-paru.
Untuk varian B.1.617, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian baru virus corona tersebut mengandung dua mutasi sekaligus. Keduanya yakni E484Q dan L452R.
"Jadi dia itu (varian baru) ada dua mutasi yang dianggap berpengaruh. Mengandung dua mutasi sekaligus, E484Q dan L452R," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (21/4/2021).
Saat ini, kasus-kasus penularan akibat varian baru ini ditemukan di India.
Baca juga: Varian Mutasi Ganda Picu Lonjakan Kasus Covid-19 India, Ini Kata Ahli
Varian B.1.617 terdapat dalam sampel dari sekitar 10 negara bagian India dengan persentase yang bervariasi.
Infeksi dari varian virus ini diperkirakan akan meningkat karena mempunyai dua mutasi kritis yang membuatnya lebih mungkin untuk menular dan mengurangi tingkat antibodi, meski tak sepenuhnya menghilangkan pengikatan antibodi oleh infeksi dan vaksinasi.
Lonjakan juga kemungkinan dipengaruhi ketidakpatuhan terhadap jarak fisik, pemakaian masker, dan tindakan kesehatan lain.
Melansir BBC, gelombang kedua infeksi Covid-19 yang mencengkeram India membuat sejumlah rumah sakit di Ibu Kota Delhi kehabisan oksigen.
Tak hanya itu, tiga negara bagian, yaitu Gujarat, Uttar Pradesh, dan Haryana, juga menghadapi kurangnya pasokan oksigen. Sementara itu, negara bagian lain seperti Maharashtra mulai mengalami penipisan ketersediaan oksigen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.