Kartini tak suka itu semua. Ia menganggap itu semua berlebihan dan ingin menyudahi tata krama yang menurutnya tidak sesuai hatinya.
Kartini tak mau adik-adiknya merasa terkekang oleh adat.
Ia pun membiarkan saudara di bawahnya bergaul bebas dengannya tanpa harus dibatasi norma yang membuatnya tampak tinggi dan dihormati.
Hal itu pun bekerja sehingga tak ada lagi kekakuan antara Kartini dengan adik-adiknya.
"Mereka sesukanya menyapa dengan sebutan "kamu" dan "aku" saat berbicara. Mereka tidak lagi menahan tawa hingga mulut terbuka lebar," kata Kartini.
Baca juga: Panggil Aku Kartini Saja, Potret Kekaguman Pramoedya...
Semula, kata dia, banyak orang yang mencela kebebasan mereka itu. Kartini dan adik-adiknya bahkan dianggap seperti orang yang tidak berpendidikan.
Kartini juga mendapat julukan 'kuda gila' karena cara berjalannya tak anggun sebagaimana perempuan Jawa umumnya. Kartini lebih senang berjalan dengan cara melompat-lompat.
"Tetapi setelah orang melihat bagaimana mesra serta menyenangkan perhubungan di antara kami, setelah ibu etiket melarikan diri dari semangat kebebasan kami, inginlah orang akan persatuan kami yang selaras, yang terutama terjalin di antara kami bertiga," tulis Kartini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.