KOMPAS.com – Tahun 2007 mungkin bisa dikatakan sebagai momen paling memilukan bagi Puji Sumartono (44). Pasalnya, ia mengalami kecelakaan berat yang menyebabkan kaki kanannya harus diamputasi.
Mantan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dari Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya tersebut bercerita, kondisi yang dialaminya saat itu bahkan membuat dirinya mengalami tekanan mental yang kuat.
“Waktu dibawa ke ruang operasi, saya masih biasa saja. Tapi ketika selesai diamputasi, mental saya langsung down. Bahkan ketika dipindah ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, saya sudah tidak punya semangat hidup,” kenangnya.
Kecelakaan nahas yang menimpa Puji berawal pada September 2007 sekitar pukul 08.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Waktu itu, setelah selesai mengantar Wakil Presiden Jusuf Kalla ke kantor dinas, ia mengalami kecelakaan hebat.
Sepeda motor yang dikendarai Puji ditabrak bus dari belakang. Ia sempat terpental dan mendarat dengan kondisi kaki kanan yang langsung terlindas ban bus.
Baca juga: Pengamat Pertahanan Nilai Denwalsus Kemhan Tidak Bermasalah
Meski tulang dan dagingnya remuk, ia mengaku masih dalam kondisi sadar sepenuhnya. Sontak, pihak kepolisian dan orang-orang di sekitar datang menolong.
“Saya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dengan posisi masih sadar. Sempat masuk ke kolong bus sebelum akhirnya kaki saya dilindas. Pada saat kejadian ada Pak Polisi yang sungguh baik menolong saya,” ujar dia.
Sadar bahwa tidak ada harapan untuk menyelamatkan kaki kanannya, Puji pun dipindah ke RSPAD Gatot Subroto untuk menjalani proses amputasi. Tepat saat dipindah itulah ia menemukan titik terendah dalam hidup.
“Rasanya seperti cita-cita saya berakhir. Sejak dulu memang ingin bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Saya selalu melihat sosok TNI sebagai jiwa gagah dan kepribadian tinggi yang mengabdi untuk NKRI. Alhamdulilah punya kesempatan untuk mengawal orang nomor dua se-Indonesia kala itu sebagai Paspampres,” tuturnya.
Selepas kecelakaan berat itu, sebut Puji, ia sempat vakum kedinasan lebih dari satu tahun untuk proses pemulihan fisik. Setelah diperbolehkan pulang ke kediamannya di Kota Depok, ia mengambil jeda dua tahun untuk pemulihan mental.
Baca juga: Perkenalkan Peluncur Roket R-HAN 122B, Kabalitbang Kemhan: Ini Langkah Strategis.
Meski bisa kembali ke rumah, ayah empat anak tersebut mengaku masih belum sepenuhnya pulih dari kekalutan dan keputusasaan.
“Satu tahun di rumah sakit dan pulang ke rumah setelah itu saya masih belum bisa menerima kondisi yang terjadi. Saat itu bahkan tidak mau bertemu orang, selalu berpikiran negatif, dan tidak tahu hendak berbuat apa. Istri dan kolega dekat tidak henti memberikan motivasi,” ujarnya.
Kekalutan tersebut pun berakhir setelah pihak Paspampres memberangkatkannya ke Pusat Rehabilitasi (Pusrehab) Kementerian Pertahanan (Kemhan).
“Awalnya tidak sreg, tapi teman di Paspampres meyakinkan. Akhirnya saya masuk pada Januari 2010. Ternyata efeknya luar biasa sekali,” kata Puji kepada Kompas.com, Jumat (23/4/2021).
Selepas masuk Pusrehab, Puji merasa mental dan semangatnya kembali seperti semula. Ia bahkan bisa berkarier dan menjalani aktivitas seperti biasa.
Baca juga: Perkuat Pertahanan Nasional, Kemhan Ciptakan Kendaraan Khusus Pusat Komando MCCV