Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melepas KRI Nanggala-402 dalam "Eternal Patrol"...

Kompas.com - 26/04/2021, 08:28 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia berduka atas tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali.

Nanggala kini berada dalam eternal patrol atau dalam patroli abadi. Istilah ini menggambarkan kondisi suatu kapal yang tidak kembali lagi. 

Sebuah patroli dimulai ketika kapal selam meninggalkan pelabuhan dan berakhir saat kapal berhasil kembali.

Namun, saat kapal selam tenggelam dan tidak berhasil pulang, patroli itu menjadi abadi.

Berdasarkan keterangan Panglima TNI Mersekal Hadi Tjahjanto, dari bukti-bukti otentik yang diperoleh pihaknya, dapat dinyatakan bahwa semua awak kapal KRI Nanggala-402 telah gugur. 

Baca juga: Arti Mendalam On Eternal Patrol dari Tenggelamnya KRI Nanggala-402

Bukti-bukti otentik tersebut diperoleh dari citra yang telah dikonfirmasi sebagai bagian KRI Nanggala 402, meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal NK-11.

"Dengan kesedihan yang mendalam, selaku Panglima TNI, saya nyatakan bahwa 53 personel onboard KRI Nanggala-402 telah gugur," kata Hadi sedikit tercekat dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021).

"Semoga kami dapat meneruskan perjuangan paripurna saudara-saudara sebagai prajurit tentara terbaik Indonesia," ucap dia.

Baca juga: Duka Mendalam, Doa, dan Shalat Gaib untuk Awak KRI Nanggala-402 yang Gugur


Terbelah jadi 3 bagian

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudho Margono mengatakan, kapal KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tenggelam terbelah menjadi tiga bagian.

Lokasi tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402 ditemukan dari hasil pancaran alat multibeam echosounder yang dipasang pada kapal KRI Rigel.

Namun, peralatan ROV milik KRI Rigel hanya mampu menjangkau hingga kedalaman 800 meter, sehingga kapal MV Swift Rescue dari Singapura melanjutkan pencarian menggunakan kontak visual hingga akhirnya lokasi kapal KRI Nanggala-402 berhasil ditemukan.

"Mendapatkan kontak visual pada posisi 074856, 07 derajat, 48 menit, 56 detik Selatan dan 114 derajat, 51 menit, 20 detik Timur, yaitu yang tepatnya dari datum satu tadi tempat tenggelamnya dari KRI nanggala berjarak kurang lebih 1.500 di selatan," ujar Yudo.

Baca juga: Fakta Terbaru soal Tenggelamnya KRI Nanggala-402, Semua Awak Gugur dan Kapal Terbelah Jadi 3 Bagian

Yudo mengatakan, dari hasil kontak visual MV Swift Rescue, kapal selam KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian, di antaranya pada bagian belakang kapal yang tidak berbadan tekan, buritan badan kapal, dan bagian haluan yang terlepas.

Ia mengatakan, ada bagian kapal yang masih utuh, tetapi terdapat bagian yang retak kecil.

"Bagian terbuka ini (Yudo menayangkan gambar) berserakan tidak terlalu jelas karena bawah laut tidak terang tadi pagi ini, bagian-bagian dari dalamnya kapal dan ini bagian terbuka dan lepas," ucap dia. 

Selain itu, pihaknya menemukan escape suit MK 11 (baju keselamatan awak kapal selam).

Baju tersebut biasanya disimpan di dalam kotak dan hanya dikeluarkan apabila terjadi kondisi darurat.

Baca juga: Penampakan Baju Keselamatan Awak KRI Nanggala-402 yang Diangkat dari Kedalaman 830 Meter


Yudo menduga, baju tersebut sempat dikeluarkan awak kapal, tetapi belum sempat dipakai karena adanya kondisi darurat.

"Harusnya ini tersimpan di kotak, dipakai ketika terjadi kedaruratan. Nah, karena ini lepas, berarti sempat di situ terjadi kedaruratan, mungkin enggak sempat pakai atau saat dipakai (kapal) goyang sehingga lepas," kata dia.

Jalannya evakuasi

Yudo mengatakan, proses evakuasi akan dikoordinasikan dengan International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO).

"Kami akan koordinasikan dengan pihak terkait dalam hal ini Ismerlo apa yang bisa dilakukan dengan kondisi seperti ini," kata Yudo.

Baca juga: TNI AL akan Koordinasi dengan ISMERLO soal Evakuasi KRI Nanggala-402

Ia juga belum dapat memastikan berapa lama proses evakuasi pengangkatan kapal akan berlangsung.

Proses evakuasi akan didiskusikan terlebih dahulu, kata dia, mengingat kejadian tenggelamnya kapal selam ini sangat langka, yakni di kedalaman 838 meter.

"Jadi tidak bisa ditentukan sekarang, tapi yang penting bagaimana kita ada niatan angkat kapal ini. Caranya pun bagaimana akan kami diskusikan," ucap dia. 

Yudo mengatakan, setelah kapal KRI Nanggala-402 berhasil diangkat, pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh terhadap kapal tersebut.

Sebab, saat ini TNI AL masih mempunyai kapal selam sejenis.

Meskipun investigasi dilakukan setelah kapal diangkat ke darat, Yudo memastikan bahwa tenggelamnya kapal buatan Jerman Barat itu bukan diakibatkan oleh human error atau kesalahan manusia.

Kenaikan pangkat

Mengenai awak yang gugur, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya akan memberikan penghargaan kepada mereka berupa kenaikan pangkat.

Baca juga: 53 Prajurit yang Gugur di KRI Nanggala-402 Diberikan Kenaikan Pangkat

Kenaikan pangkat tersebut segera diajukan ke Presiden Joko Widodo.

"Kita akan memberikan satu penghargaaan kepada para prajurit Hiu Kencana KRI Nanggala-402, dan itu akan kami akan ajukan secara berjenjang kepada Bapak Presiden yaitu berupa kenaikan pangkat dan segera kita akan proses," kata Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com