JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dan TNI terus berupaya mencari keberadaan kapal selam KRI Nanggala-402 setelah hilang kontak di perairan utara Bali sejak Rabu (21/4/2021), sekitar pukul 03.46 WIB.
Dalam pencariannya, TNI telah mengerahkan armada terbaiknya agar kapal selam buatan Jerman pada 1977 itu bisa kembali lagi muncul ke permukaan Nusantara.
Setidaknya ada 5 kapal TNI AL yang dikerahkan, meliputi KRI Raden Eddy Martadinata-313, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Diponegoro-365, KRI Rigel-933, dan KRI Pulau Rengat-711.
Termasuk pengerahan satu helikopter, 400 personel TNI, dan alat robotik milik Polri yang mampu melakukan pencarian di kedalaman 300 meter di bawah permukaan laut.
Baca juga: KRI Nanggala-402 dan Jejak Bahan Bakar di Perairan Utara Bali
Peristiwa hilangnya KRI Nanggala-402 juga mengundang simpatik dua negara sahabat, Singapura dan Malaysia. Tak tanggung-tanggung, keduanya telah mengirimkan dua kapal penyelamat kapal selam.
Antara lain MV Swift Rescue (Singapura) dan MV Mega Bakti (Malaysia). Swift Rescue dijadwalkan tiba di lokasi pencarian pada 24 April 2021.
Sedangkan Mega Bakti pada 26 April 2021. Dua kapal penyelamat ini terbilang canggih dalam urusan penyelamatan kapal selam.
Kolaborasi TNI dengan negara sahabat pun diharapkan dapat memupukkan harapan supaya 53 personel KRI Nanggala-402 bisa diselamatkan.
Terlebih, misi pencarian ini juga dihadapi tantangan dengan cadangan stok oksigen KRI Nanggala-402 yang kian menipis.
Baca juga: Sejumlah Upaya Pemerintah dalam Mencari Kapal Selam KRI Nanggala
Bagaimana tidak, sistem oksigen KRI Nanggala-402 hanya mampu bertahan 72 jam atau tiga hari pasca-kapal selam dinyatakan hilang. Artinya, cadangan stok oksigen akan berakhir pada Sabtu (24/4/2021).
Kendati demikian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berharap banyak 53 personel Nanggala-402 masih bisa diselamatkan.
"Kami semua berharap upaya pencarian akan membuahkan hasil dan menumbuhkan harapan untuk menyelamatkan seluruh personel KRI Nanggala," ujar Panglima TNI dalam konferensi pers di Bali, dikutip dari Kompas TV, Kamis (22/4/2021).
Panglima TNI sendiri memantau langsung pencarian KRI Nanggala-402 dari anjungan KRI dr Suharso-990. Tak lupa, Panglima TNI juga memberikan instruksi dan motivasi kepada tim penyelamat agar muncul harapan awak kapal selam bisa diselamatkan.
Seluruh bangsa berharap banyak
Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan pencarian KRI Nanggala-402 sejauh ini sudah intensif.
"Usaha pencarian sudah dolakukan intensif," kata Prabowo.
Baca juga: Berpacu dengan Waktu untuk Selamatkan 53 Awak KRI Nanggala-402...
Prabowo meyakini upaya pencarian KRI Nanggala-402 akan membuahkan hasil.
"Saya yakin seluruh bangsa pikirannya agar anak-anak kita bisa kita selamatkan secepat mungkin," imbuh dia.
Terpisah, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia berdoa agar upaya pencarian KRI Nanggala-402 berjalan lancar.
Ia juga meminta masyarakat mendoakan supaya seluruh awak kapal ditemukan dalam kondisi selamat.
"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan agar upaya pencarian dan penyelamatan ini dilancarkan, diberikan kemudahan untuk menemukan kembali KRI Nanggala-402, dan seluruh awaknya dalam keadaan selamat," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/4/2021).
Baca juga: Saya Masih Yakin Kapal Nanggala Ketemu, dan Anak Saya Bisa Pulang
Ia mengaku telah memerintahkan Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, Basarnas, bersama instansi terkait lainnya untuk mengerahkan segala kekuatan melakukan pencarian dan penyelamatan.
"Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal," ujar Jokowi.
Belum dinyatakan hilang
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyatakan, KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Pulau Bali belum dapat dinyatakan hilang atau tenggelam (subsunk).
Yudo mengatakan hingga saat ini, posisi kapal selam itu belum diketahui dan upaya pencarian masih terus dilakukan.
"Sampai sekarang belum ada bukti otentik. Artinya belum terdeteksi di mana posisinya, jadi belum kami isyaratkan untuk subsunk," kata Yudo dalam konferensi pers di Bali, dikutip dari Kompas TV, Kamis (22/4/2021).
Adapun kehadiran KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali tengah dalam skenario latihan penembakan torpedo.
Baca juga: Jokowi: Keselamatan 53 Awak KRI Nanggala adalah Prioritas Utama
Yudo menjelaskan, KRI Nanggala mendapatkan izin menyelam untuk melaksanakan latihan pada pukul 03.00, Rabu (21/4/2021).
Saat itu, ada tim sea rider yang mendampingi untuk persiapan peluncuran torpedo. Hingga pukul 03.30, sea rider masih melihat keberadaan KRI Nanggala.
Namun, pada 03.46, KRI Nanggala mulai tak terlihat. Selanjutnya, KRI Nanggala hilang kontak. Kapal tidak merespons saat diberikan izin peluncuran torpedo.
Menurut Yudo, KRI Nanggala semestinya kembali ke permukaan pukul 05.15. Tetapi, setelah ditunggu-tunggu, kapal tidak muncul. Status kapal dinyatakan sublook atau hilang kontak.
"Pada pukul 05.15 kita adakan prosedur sublook yang mana akan dilaksanakan apabila kapal selam hilang kontak dan mengalami permasalahan," paparnya.
Berikutnya, pada pukul 06.46, status dinaikan menjadi submiss yang menandakan dimulainya upaya pencairan.
"Jadi tiga jam dari waktu hilang kontak sehingga seluruh unsur-unsur yang melaksanakan pengamanan di luar untuk melaksanaan pencarian. Latihan kita tunda," tutur Yudo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.