Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dinilai Tak Cukup Hanya Andalkan Jumlah Penduduk, Puan: Pembangunan Manusia Harus Dilakukan

Kompas.com - 22/04/2021, 09:41 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani menyebut, Indonesia yang berpenduduk mencapai 270 juta orang dan merupakan negara ke-4 dengan penduduk terbesar di dunia belumlah cukup untuk memajukan negara.

Untuk itu, ia menekankan apa yang seharusnya dilakukan Indonesia saat ini adalah pembangunan manusia guna mencapai tujuan tersebut.

"Tentu saja jumlah yang besar tidaklah cukup. Pembangunan manusia harus dilakukan seutuhnya," kata Puan dalam pidato pembukaan Talkshow peringatan Hari Kartini bertajuk "Perspektif Generasi Milenial Tentang Kartini", Rabu (21/4/2021).

Ia menjelaskan, berdasarkan data sensus Badan Pusat Statistik (BPS), ada sekitar 27 persen jumlah penduduk Indonesia adalah generasi Z.

Baca juga: Penny Lukito, Kepala BPOM Pilihan Jokowi yang Ditemani Keberanian dan Modal Pendidikan

Sementara itu, 25 persen jumlah penduduk Indonesia merupakan generasi milenial. Sehingga apabila ditotal, ada sekitar 52 persen penduduk Indonesia merupakan generasi muda.

Oleh karena itu, Puan menaruh harapan, pembangunan manusia Indonesia dapat melahirkan manusia-manusia yang cinta Tanah Air dan memajukan bangsa.

"Sehingga lahir manusia-manusia Indonesia yang cinta pada Tanah Air, memberikan rasa percaya diri sebagai bangsa serta memiliki kemampuan dan mau untuk membangun kemajuan bangsa dan negara," ucapnya.

Adapun pembangunan manusia tersebut, kata Puan, tak lepas dari kisah hidup Kartini yang mendorong pendidikan bagi perempuan.

Baca juga: Brigjen Ida Oetari Poernamasasi: Saya Pejuang Gender

Menurut dia, kisah Kartini itu telah menginspirasi dan membuka pemikiran banyak orang akan pembangunan manusia.

"Karena itu, mari kita melanjutkan perjuangan Kartini dan para pahlawan nasional kita. Dengan terus memperkuat nation and character building," nilai Puan.

Lebih lanjut, Puan juga menilai bahwa Kartini sangat visioner dengan perjuangannya untuk memajukan pendidikan manusia dalam hal ini perempuan.

Sebab, ia berpendapat bahwa yang akan membedakan dan membuat manusia unggul adalah karena kecerdasan yang tak bisa dimiliki oleh robot ataupun mesin.

Dalam hal ini, sebut Puan, manusia memiliki kemampuan nation and character building.

"Ada tiga hal yang perlu kita perhatikan saat melakukan nation and character building. Pertama, kita perlu membangun kualitas hidup manusia. Kedua, kita perlu membangun kapabilitas manusia. Ketiga, kita perlu membangun karakter manusia Indonesia," ucapnya.

Baca juga: Pantang Pulang Sebelum Padam ala Irma Hidayana, Inisiator Platform LaporCovid-19

Puan mengatakan, hasil dari nation and character building tersebut adalah identitas diri yang kuat sebagai manusia Indonesia.

Dengan hasil tersebut, ia meyakini bahwa tantangan zaman yang terus berganti, akan teratasi sebagai sebuah bangsa jika memiliki nation and character building.

"Di sinilah terlihat bahwa nation and character building besar perannya untuk menghadirkan manusia-manusia tangguh, kreatif, inovatif, dan adaptif yang tetap kuat jiwa Keindonesiaannya. Saya percaya bahwa generasi milenial dan generasi Z Indonesia adalah generasi hebat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com