Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,6 Juta Kasus Covid-19 hingga Hari Ini dan Imbauan Tak Mudik yang Terus Disampaikan

Kompas.com - 21/04/2021, 06:40 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 di Tanah Air belum berakhir.

Pemerinah mencatat terjadi penambahan kasus Covid-19 sebanyak 5.549 kasus pada Selasa (20/4/2021).

Penambahan tersebut membuat total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.614.849 kasus sejak pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.

Di sisi lain, kasus kesembuhan juga terus terjadi. Selama 24 jam, terdapat 6.728 pasien sembuh dari infeksi Covid-19.

Secara akumulatif, hingga kini terdapat 1.468.142 pasien yang sudah dinyatakan sembuh sampai saat ini.

Baca juga: Depok 13 Pekan Bertahan di Zona Oranye Covid-19

Namun, pasien meninggal akibat Covid-19 juga masih bertambah. Adapun sebanyak 210 orang meninggal pada periode 19-20 April.

Jumlah itu menambah panjang deretan kasus meninggal dunia akibat virus corona, yaitu sebanyak 43.777 orang.

Hasil tersebut didapatkan pemerintah setelah melakukan pemeriksaan pada 69.207 spesimen dalam satu hari.

Spesimen tersebut merupakan hasil pemeriksaan dari 48.107 orang yang diperiksa dan diambil sampelnya.

Secara keseluruhan, pemerintah sudah memeriksa 13.939.364 spesimen hingga hari ini.

Upaya pemerintah tekan kasus penyebaran

Hingga kini berbagai upaya pemerintah untuk menekan laju penularan kasus covid-19 terus dilakukan.

Selain terus menggemborkan kampanye disiplin protokol kesehatan, pemerintah juga terus berupaya melakukan upaya tracing, testing dan treatment (3T).

Baca juga: Kemenkes Berikan 4 Tips Menjalankan Vaksinasi Covid-19 Saat Berpuasa

Pemerintah juga terus melakukan upaya vaksinasi selama bulan Ramadhan ini.

Tercatat sampai kini sebanyak 11.071.963 orang sudah menerima vaksinasi Covid-19 suntikan pertama.

Sedangkan 6.117.082 orang telah menerima vaksinasi suntikan kedua.

Imbauan tak mudik terus disampaikan

Melalui Peraturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nomor PM 13 Tahun 2021, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik hari raya Lebaran 2021 mulai 6-17 Mei 2021.

Terbaru Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo meminta masyarakat untuk menahan rindu pada sanak saudara dalam momen Idul Fitri 1442 H.

Doni menjelaskan, pandemi Covid-19 tidak berakhir mesti terjadi penurunan kasus penularan beberapa pekan belakangan.

Baca juga: Kasus Mingguan Naik, Satgas Covid-19: Dampak Libur Paskah dan Turunnya Ketaatan Protokol Kesehatan

Mudik ke kampung halaman, lanjut Doni, akan meningkatkan jumlah penularan virus corona.

"Kepulangan perantau ke kampung halaman akan menimbulkan persoalan, meningkatkan kasus Covid-19 di berbagai daerah," tuturnya.

Apalagi, meski seseorang telah dinyatakan bebas Covid-19, tak menutup kemungkinan yang bersangkutan kemudian tertular dalam perjalanan saat mudik Lebaran.

Jika hal itu terjadi, mudik ke kampung halaman menjadi momentum yang justru dapat memicu tragedi.

“Tidak menjamin seseorang yang sudah membawa dokumen negatif Covid-19 akan selamanya negatif," ujar Doni.

"Kita sudah buktikan, mereka yang berada di dalam perjalanan itu punya risiko yang sangat tinggi,” lanjutnya.

Baca juga: Alami Beberapa Hambatan, Vaksinasi Covid-19 Lansia di Kalbar Baru 3 Persen dari Target

 

Menurut Doni, penularan Covid-19 dalam perjalanan sangat mungkin terjadi dari seseorang yang telah positif.

Kemudian secara tidak langsung meninggalkan droplet di beberapa bidang atau benda pada fasilitas umum, termasuk transportasi massal baik darat, laut maupun udara.

“Mereka sudah negatif Covid-19, merasa nyaman, tetapi tanpa sadar mereka menyentuh bagian tertentu dari permukaan benda-benda yang mungkin sudah terkena droplet dari seseorang yang positif,” jelas Doni.

Lebih lanjut, Doni menyebutkan apabila kemudian seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 dari perjalanan dan tiba di kampung halaman, maka yang bersangkutan telah menjadi carrier.

Sehingga orang itu dapat menulari sanak famili termasuk orang tuanya di rumah.

Yang juga harus diperhatikan adalah tidak semua daerah memiliki dokter atau fasilitas medis sesuai standar dan dapat menangani pasien terkonfirmasi COVID-19.

Baca juga: Satgas: Vaksinasi Tak Tutup Kemungkinan Seseorang Terpapar Covid-19

 

Maka apabila seseorang di daerah tertular, maka risiko terjadi fatalitas sangat tinggi.

“Di kampung belum tentu tersedia rumah sakit, belum tentu tersedia dokter, belum tentu tersedia fasilitas kesehatan yang baik,” ungkap Doni.

“Apa artinya? Yang bersangkutan (pemudik) sama halnya secara tidak langsung telah membunuh orang tuanya,” tegasnya.

Merujuk kondisi tersebut, Doni meminta masyarakat agar tidak melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman pada Idul Fitri tahun ini.

"Sebaiknya tidak mudik Lebaran meski telah mengantongi dokumen negatif Covid-19 sekalipun," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

PDI-P Sebut Jokowi dan Gibran Tak Lagi Kader, Zulhas: Sudah Ada Rumahnya, PAN ...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com