JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, teknologi listrik yang menggunakan pembangkit energi sampah harus terus dikembangkan.
Dia menilai pengembangan teknologi ini perlu menyesuaikan berbagai jenis sampah yang ada di Indonesia.
"Teknologi listrik dengan pembangkit energi sampah atau teknologi pengolahan sampah harus terus dikembangkan. Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai jenis sampah yang muncul di Indonesia," ujar Bambang saat menggelar konferensi pers usai Sidang Paripurna Dewan Energi Nasional di Istana Negara, Selasa (20/4/2021).
"Kita harapkan kota-kota besar di Indonesia mulai pengelolaan sampah selain secara tradisional juga mulai melakukan teknologi listrik berbasis sampah itu," lanjutnya.
Dengan begitu, kebersihan lingkungan tetap terjaga dan bisa menyediakan sumber energi yang terbarukan.
Baca juga: Menristek: Pemerintah Siapkan Pengembangan Energi Nuklir untuk Listrik Masa Depan
Selain itu, Bambang menyebutkan bahwa teknologi sampah untuk energi listrik menjadi bagian dari pengembangan ekonomi sirkular yang digagas pemerintah.
Pemerintah menilai, kegiatan ekonomi selama ini bersifat linier di mana limbah yang ditimbulkan akhirnya tidak terurus.
"Ini benar-benar menjadi beban. Tujuan ekonomi sirkuler yakni limbah yang muncul dari kegiatan ekonomi akan diolah kembali," tutur Bambang.
Dalam kesempatan yang sama, Bambang juga mengungkapkan ada lima riset nasional sebagai pengembangan energi baru dan terbarukan.
Kelimanya yakni energi nuklir, bahan bakar nabati yang berasal dari kelapa sawit, biogas, pembangkit listrik tenaga panas bumi dan baterai listrik.
Baca juga: Tekan Angka Impor, Pengembangan Bahan Bakar dari Kelapa Sawit Terus Dilanjutkan
"Kemenristek/BRIN sudah mencanangkan beberapa kegiatan riset energi baru dan terbarukan dalam roadmap 2020-2024," ungkap Bambang.
"Untuk itu kita bisa memastikan ketersediaan energi sekaligus mengubah komposisi energi kita menjadi lebih condong kepada yang baru dan terbarukan. Maka kesiapan dan inovasi teknologi itu sangat diperlukan," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.