Agus pun mengungkapkan, dalam kerumunan tersebut, banyak terjadi pelanggaran protokol kesehatan, antara lain tidak memakai masker serta tidak menjaga jarak.
Ia menambahkan, panitia acara juga tidak menandatangani kesiapan mematuhi protokol kesehatan sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk menyelenggarakan acara di masa pandemi.
"Tidak ada (persetujuan dari panitia), panitia harusnya menandatangi pernyataan kesanggupan menaati protokol kesehatan ke camat, nanti baru camat memperbolehkan kegiatan setelah adanya pernyataan tersebut," kata Agus.
Baca juga: Satgas Covid-19 Ditolak Saat Tracing di Ponpes Megamendung, Rizieq: Sedang Lockdown
Di samping itu, Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Megamendung Iwan Relawan mengakui, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk membubarkan kerumunan itu.
"Alasannya karena, satu, tidak ada laporan, dan kami juga ditugaskan hanya untuk menjaga ketertiban umum saja, gitu. Karena melihat situasi dan kondisi massa begitu banyak, mana bisa itu dihentikan," kata Iwan
2. 20 Reaktif
Camat Megamendung Endi Rismawan mengatakan, ada 20 orang yang reaktif Covid-19 setelah adanya kerumunan menyambut Rizieq di Megamendung.
Ia menyebutkan, dari 20 orang yang reaktif Covid-19, terdapat satu orang yang positif Covid-19 setelah menjalani tes swab PCR.
"Kalau dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh tingkat kecamatan dengan melaksankan rapid test, itu dari kegiatan itu ada 20 yang reaktif, tapi pada prinsipnya setelah di-PCR itu hanya satu orang (yang positif)," ujar Endi.
Baca juga: Camat Megamendung: Rizieq Shihab yang Bertanggung Jawab atas Kerumunan di Ponpes
Berkaca dari hasil rapid test tersebut, Endi pun menilai tidak ada peningkatan kasus Covid-19 setelah adanya kerumunan.
"Secara umum itu tidak ada peningkatan kalau dari tadi hasil rapid test yang dilakukan berturut-turut," kata dia.
Sementara itu, Agus mengatakan, Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor juga berupaya melakukan tracing di Pondok Pesantren Alam Agrokultural milik Rizieq setelah acara.
Namun, pihak Pondok Pesantren Alam Agrokultural menolak dengan alasan telah mengikuti rapid test.
"Setelah kami akan laksanakan di dalam, kebetulan dari pondok pesantren bahwa informasinya mereka sudah dites rapid (antigen). Seperti itu, Pak," kata Agus.
3. Dalih Rizieq