Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas Publik Khawatir Terorisme, Pengamat Nilai Perlu Peran Pemuka Agama

Kompas.com - 19/04/2021, 13:40 WIB
Tatang Guritno,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil suvei Litbang Kompas, sebanyak 56,6 persen masyarakat sangat khawatir pada aksi terorisme yang belakangan terjadi.

Dua aksi tersebut adalah bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Mabes Polri Jakarta.

Menanggapi hal tersebut pengamat terorisme dan intelejen Stanislaus Riyanta mengungkapkan, pemuka agama harus menjadi aktor terdepan memerangi paham radikalisme di masyarakat.

Baca juga: Litbang Kompas: 56,6 Persen Publik Sangat Khawatir dengan Aksi Teror di Makassar dan Mabes Polri

Penyebabnya, lanjut Riyanta, banyak pihak yang terpapar paham radikal, menggunakan narasinya untuk mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ajaran agama tertentu.

"Kelompok teror seringkali menggunakan alasan ajaran tertentu termasuk agama, harus dilawan oleh para pemuka agama," kata Riyanta kepada Kompas.com, Senin (19/4/2021).

Ia menjelaskan, para pemuka agama harus bersatu dan secara tegas menyatakan bahwa tidak ada agama yang membenarkan dan mengajarkan tindakan terorisme.

Riyanta mengatakan, hal ini penting dilakukan agar pihak-pihak yang mendukung aksi terorisme tidak lagi memiliki tempat di masyarakat.

"Ketakutan masyarakat akan semakin bertambah jika pihak yang mendukung aksi teror dibiarkan, karena memang menjadi fakta bahwa narasi yang mendukung aksi teror masih beredar di masyarakat," ucap dia.

Baca juga: Litbang Kompas: 60,6 Persen Responden Anggap Program Reintegrasi Napi Terorisme ke Masyarakat Belum Berhasil

Pemuka agama, dinilai Riyanta menjadi garda terdepan pada pemberantasan terorisme karana jika masyarakat menghadapi langsung, mereka kerap kali harus berhadapan dengan anggapan melawan dalil-dalil agama.

"Karena kelompok tersebut menggunakan dalil agama sebagai pembenaran,sehingga ketika ada yang melawan akan dihadapkan dengan (pemahaman) anti agama," tutur Riyanta.

"Untuk itu pemuka agama dari semua agama harus bersatu untuk melawan ideologi kekerasan tersebut," kata dia.

Sebagai informasi hasil temuan Litbang Kompas menyebut sebanyak 74,7 persen menganggap kinerja pemerintah sudah cukup baik melawan terorisme.

Baca juga: 34 Napi Terorisme dari JAD hingga Simpatisan ISIS Ucapkan Ikrar Setia kepada NKRI

Di sisi lain, hasil survei juga menunjukan bahwa sebanyak 49,8 persen responden menyatakan siap menerima mantan napi terorisme (napiter) kembali hidup di tengah masyarakat.

Adapun survei Litbang Kompas dilakukan pada pertengahan April 2021 dengan melibatkan 520 responden di 34 provinsi.

Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan nirpencuplikan penelitian sekitar 4,30 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com