Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diminta Waspada, Kapasitas Vaksinasi Sedang Turun dan Kasus Covid-19 Masih Bertambah

Kompas.com - 19/04/2021, 06:28 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih terus berjalan.

Namun demikian, kapasitas vaksinasi beberapa waktu terakhir mengalami penurunan. Di saat bersamaan, penambahan kasus virus corona masih terus terjadi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa sebelum bulan Ramadhan vaksinasi mampu mencapai 500 ribu suntikan per hari.

Kini, jumlahnya turun di angka 200-300 ribu suntikan.

"Kecepatan (vaksinasi) sudah 500 ribu per hari, puasa ini agak turun 200-300 ribu," kata Budi dalam diskusi daring yang ditayangkan YouTube PB Ikatan Dokter Indonesia, Minggu (18/4/2021).

1. Penyebab penurunan

Budi mengungkap, berkurangnya kapasitas vaksinasi di Tanah Air disebabkan karena gangguan suplai vaksin akibat embargo atau pembatasan pengiriman vaksin dari India ke berbagai negara.

Adapun kebijakan embargo ditempuh pemerintah India karena terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.

Baca juga: Menkes: Jangan Sampai Vaksinasi Covid-19 Buat Kita Euforia dan Tak Waspada

Semula, dengan kerja sama yang dijalin Indonesia bersama sejumlah negara, pemerintah berasumsi akan mendapat 15 juta dosis vaksin per bulan selama Maret hingga April 2021.

Namun, dengan adanya gangguan suplai, jumlah vaksin yang diterima Indonesia selama April berkisar di angka 8-10 juta dosis.

Oleh sebab itu, pemerintah menurunkan kecepatan vaksinasi selama Ramadhan ini.

"Kita mesti mengurangi laju penyuntikan kita agar tidak ada hari yang bolong," ujar Budi.

Kendati demikian, Budi memastikan, pasca Ramadhan jumlah vaksin yang diterima pemerintah akan kembali naik.

Baca juga: UPDATE 18 April: 5.900.242 Orang Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Kedua

Ia berharap pada Mei-Juni mendatang kapasitas vaksinasi bisa mencapai 750 ribu suntikan per hari.

"Dan sesudah Juli itu akan satu juta sampai 1,3 juta per hari karena memang pada saat itulah nanti jumlah vaksinnya akan datang lebih banyak," katanya.

2. Jadi rebutan

Terjadinya lonjakan kasus virus corona di berbagai belahan dunia menyebabkan vaksin Covid-19 semakin diperebutkan banyak negara.

"Kita ketahui bahwa vaksin ini rebutan di seluruh dunia, makin lama makin keras rebutannya," katanya.

Budi pun mengaku bersyukur karena Indonesia sejak awal tidak hanya menjalin kerja sama pengadaan vaksin dengan satu perusahaan, melainkan empat. Keempatnya yakni Sinovac dari China, AstraZeneca dari London, Novavax dari Amerika-Kanada, dan BioNTech Pfizer dari Jerman.

Dengan banyaknya kerja sama itu, kini Tanah Air masih punya persediaan vaksin yang cukup, meski banyak negara tengah berebut.

"Kenapa empat, ya maksudnya supaya kalau terjadi masalah dengan satu yang lainnya masih bisa kita terima dan itu yang kejadian sekarang juga," ujar dia.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 4.585, Kasus Covid-19 di Indonesia Kini 1.604.348

Budi mengatakan, buntut dari lonjakan kasus Covid-19 tidak hanya pembatasan ekspor vaksin di India, tetapi juga beberapa negara lain seperti Amerika dan Inggris.

"Akibatnya ini juga membuat ramai dan membuat tindakan balasan dari negara-negara di luar India, terutama yang menguasai bahan baku yang dipakai oleh vaksin-vaksin India. Jadi memang jadi agak complicated," kata dia.

Adapun hingga saat ini vaksinasi Covid-19 sudah mencapai 16,5 juta suntikan. Pemerintah menargetkan pengadaan vaksin mencapai 426 juta dosis untuk 181,5 juta penduduk Indonesia.

3. Prioritaskan lansia

Meski kapasitasnya menurun, vaksinasi Covid-19 dalam satu bulan ke depan akan diprioritaskan untuk kalangan lanjut usia atau lansia.

Hal ini karena selama bulan Ramadhan lansia berpotensi mendapat banyak kunjungan dari keluarga maupun tetangga dekat. Oleh karenanya, lansia lebih berpotensi tertular virus corona.

"Jadi tolong dipastikan dalam sebulan ini prioritas diberikan vaksinasi kepada para lansia. Sehingga mereka senior-senior kita ini bisa kita lindungi kalau nanti dikunjungi oleh keluarganya mereka sudah relatif imunitasnya lebih baik," kata Budi.

Baca juga: Menkes: Lansia Berisiko Tinggi Covid-19, tapi Sulit Terjangkau Vaksinasi

Budi meminta para gubernur, bupati, dan wali kota di seluruh daerah terus menjalankan program vaksinasi Covid-19 selama Ramadhan.

Apalagi, sebagaimana yang telah disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI), vaksinasi tak membatalkan puasa.

"Jadi terus dijalankan," ujarnya.

4. Kasus bertambah

Beriringan dengan menurunnya kapasitas vaksinasi, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami penambahan.

Menurut data yang dihimpun pemerintah pada

Minggu (18/4/2021), terdapat 4.585 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 1.604.348 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Informasi ini disampaikan oleh pemerintah melalui data yang diterima wartawan pada Minggu sore. Data juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id.

Meski kasus terus bertambah, pemerintah memperlihatkan harapan dengan bertambahnya pasien Covid-19 yang sembuh.

Baca juga: Menkes: Vaksinasi Covid-19 Turun Selama Ramadhan, Jadi 200.000-300.000 Suntikan

Dalam 24 jam terakhir, pasien Covid-19 yang sembuh mencapai 4.873 orang. Dengan demikian, total pasien Covid-19 sembuh kini berjumlah 1.455.065 orang terhitung sejak awal pandemi.

Namun, pemerintah juga mengungkap adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Pada periode 17-18 April 2021, ada penambahan 96 pasien Covid-19 yang tutup usia. Sehingga, angka kematian akibat penularan virus corona di Indonesia kini mencapai 43.424 orang.

Perubahan data itu menyebabkan kasus aktif Covid-19 kini tercatat ada 105.859 orang.

Kasus aktif adalah pasien Covid-19 yang masih terkonfirmasi positif, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Dalam periode yang sama, pemerintah juga memperlihatkan bahwa saat ini ada 61.694 orang yang masuk kategori suspek.

5. Jangan Euforia

Budi Gunadi Sadikin juga mewanti-wanti seluruh pihak untuk tetap berhati-hati pada penyebaran Covid-19 sekalipun sudah divaksinasi. Ia mengingatkan bahwa penularan virus corona masih terjadi hingga kini.

"Perlu saya ingatkan di sini bahwa jangan sampai program vaksinasi ini membuat kita tidak waspada, jangan sampai program vaksinasi ini membuat kita euforia," kata Budi.

Baca juga: Kejar Target Vaksinasi, Dinkes Kota Tegal Buka Layanan Malam Hari

 

Budi mengungkap, saat ini sejumlah negara di dunia tengah menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ketiga atau third wave.

Lonjakan itu terjadi di negara-negara Eropa, negara-negara Asia khususnya India, Filipina, dan Papua Nugini, juga negara-negara Amerika Selatan seperti Chili dan Brazil.

Oleh karenanya, Budi meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak.

"Jangan sampai program vaksinasi yang sudah berjalan, program PPKM mikro yang sudah berjalan, yang sudah bisa menurunkan konfirmasi kasus Covid-19 selama ini membuat kita menjadi tidak waspada, membuat kita menjadi tidak hati-hati," ujarnya.

Budi menyebut bahwa lonjakan kasus Covid-19 masih mungkin terjadi. Ia tak ingin capaian yang kini sudah berhasil diraih Indonesia menjadi sia-sia.

"Alangkah sedihnya kalau usaha keras kita selama ini jadi sia-sia karena lonjakan yang terjadi karena kita lupa kita kurang waspada," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com